Sampah plastik merupakan sampah rumah tangga, hal ini dikarenakan plastik tidak dapat dilepaskan dari keseharian masyarakat. Pada sekala kecil, penggunan plastik seperti kresek ataupun pembungkus makanan berbahan plastic turut mencemari lingkungan. Perlu kita ketahui Bersama, bahan dasar plastik terbuat dari ampas bahan bakar minyak bumi yang telah disaring dan menghasilkan bahan baku plastik. Walaupun berbahan organic, plastik tidak dapat disebut demikian dikarenakan memerlukan proses komposting ratusan tahun dan mineral nya dapat meracuni lingkungan sekitar.
Perilaku masyrakat yang tidak berhenti mengkonsumsi plastic ini akan memberi efek jangka Panjang seperti banjir kurangnya kesuburan tanah ataupun masalah pencemaran lingkungan lainnya. Pada kasus yang lebih parah akan menyebabkan tsunami plastik jika terlalu sering menimbun. Selain itu masalah ini dapat menggangu ekosistem alam. Banyak diantara mahkluk hidup yang mati disebabkan mengkonsumsi plastik Memang terdengar dan terlihat klise namun itulah yang terjadi saat ini. Tsunami plastik terus akan menghantui ekosisitem yang ada di bumi, selama tidak ada pencegahan ataupun penangan efektif.
Beberapa solusi seperti pemilihan sampah hingga daur ulang plastic tidak dapat menekan atau mngurangi jumlah plastik yang beredar. Hingga akhirnya keluar solusi dimana nantinya plastik rumah tangga dapat terkunci dan tidak mencemari lingkungan. Solusi itu dengan membuat ecobrick. Bagi anda yang belum mengenal ecobrig, ecobrick adalah botol plastic yang diisi padat dengan limbah non biological untuk membuat bangunan yang dapat digunakan Kembali. Kegunaan ecobrick sangat bergam, anda bisa menggunaknnya untuk pengganti batu bata maupun digunkan untuk kerajinan lainnya seperti meja, kursi hingga perabotan rumah.
Berdasarkan hal itu pada selasa 13, juli 2021 mahasiswa kuliah kerja nyata Universitas Negeri Malang (KKN UM) di desa Nglebak kecamatan Bareng kabupaten Jombang merangkul para pemuda desa untuk mengikuti pelatihan pembuatan ecobrick. kami mengajak pemuda dan pemudi ikatan pelajar nahdatul ulama (IPNU) dan ikatan pelajar putri nahdatul ulama (IPPNU) untuk ikut serta dalam menjaga desa dari pencemaran sampah plastik. Untuk tahap awal kami mengumpulkan sampah dilingkungan sektiar desa sebanyak yang didaptkan. Setelah berhasil mengumpulkan sampah, acara dilanjutkan pada jam 9 sebagai pembukaan formal dengan iringan master of ceremony (MC) dan dilanjutkan oleh pemateri bertugas untuk menjelaskan langkah langkah pembuatan. Untuk membuat sebuah ecobrick cukup mudah, kami hanya memotong kecil sampah yang sebelumnya sudah terkumpul sembari menyiapkan botol ukuran tanggung yang sejenis. Pada Langkah berikutnya isi botol plastik dengan sampah kresek berwarna dengan tujuan sebagai warna dasar ecobrick. Setelah dirasa cukup masukkan potongan plastik dan padatkan bagian ecobrick dengan stick kayu ukuran kecil. Masukkan plastic secara berkala hingga padat dan menyentuh leher botol. Jika dirasa sudah padat botol dapat ditutup ataupin dapat langsung digabungkan dengan ecobrick lain hinggs tersusun sesuai keinginan. Kegiatan pelatihan ecobrick di desa Nglebak yang dihadiri oleh kepala desa ini cukup disambut dengan baik oleh pemuda IPNU maupun IPPNU. Hal tersebut telah diabadikan oleh mahasisa kuliah kerja nyata Universditas Negeri Malang (KKN UM).
Pewarta: A'im A'la dan Asfinita Alma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H