Mohon tunggu...
Adinda Suci Rahayu
Adinda Suci Rahayu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Alumnus Politeknik Negeri Jakarta, Jurusan Teknik Grafika Penerbitan. Tulisan-tulisan saya yang lain dapat juga dibaca di http://adindasrblog.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

JILFest 2011: Semangat Multikulturalisme dalam Bersastra

23 Desember 2011   09:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:51 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JAKARTA, AdindaJakarta International Literary Festival (JILFest) tahun ini digelar di tiga tempat berbeda pada 6—9 Desember 2011. Acara ini terselenggara atas kerjasama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, Komunitas Sastra Indonesia (KSI), dan Komunitas Cerpen Indonesia (KCI).

Pementasan pada Rabu (7/12) malam itu berlangsung di Gedung Kesenian Jakarta. Pementasan diawali pembacaan sastra lisan Sahibul Hikayat Betawi oleh Yahya Andi Saputra.

“Sahibul hikayat ini biasa dibawakan pada acara kawinan dan sunatan sebagai pelipur lara, selama semalam suntuk. Namun, sahibul hikayat saat ini sedang mengalami penurunan dahsyat karena generasi muda kurang istiqamah dalam melestarikannya dan kurang meminatinya,” ujar Yahya yang juga merupakan dosen Fakultas Ilmu Budaya UI.

Acara dilanjutkan dengan pengumuman pemenang lomba menulis cerpen JILFest 2011, peluncuran dua buku sastra karya peserta JILFest 2008 dan 2011, serta sambutan dari Deputi Gubernur Bidang Kebudayaan dan Pariwisata, Drs. Sukesti Martono.

“Acara ini diharapkan dapat menjembatani budaya antar bangsa dan menjalin silaturahmi antar sastrawan Indonesia dan internasional, supaya nantinya akan terbangun semangat persaudaraan serta saling menghargai sastra dan bahasa,” ujarnya.

Pentas Pembacaan Puisi

Pentas pembacaan puisi diisi oleh penampilan sederet sastrawannasional seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmad Syubanuddin Alwy, Agus R. Sarjono, Hanna Fransisca, Leonowens S.P., Evie Idawati, Chavcay Syaefullah, Hanna Fransisca, Abdul Karim Ibrahim, Hamdy Salad, serta Wilson Candinegara.

Sastrawan internasional yang tampil pada malam itu antara lain Werner Schulze (Austria), Zefri Arif (Brunei Darussalam), dan Wang Xi (RRC).

Sutardji Calzoum Bachri membawakan puisinya yang berjudul “Batu” dan “Berdarah” dalam bahasa Inggris serta “Wahai Pemuda Mana Telurmu?” dalam bahasa Indonesia.

“Puisi bukan soal bercantik-cantik dengan bahasa. Kalau soal keindahan itu gampang, yang penting adalah beyond beauty, something inspiring, sesuatu yang menjadi inspirasi. Itulah gunanya puisi jika kita melihat secara serius,” komentar SCB kepada para wartawan sebelum pementasan malam itu berlangsung.

Kegiatan dalam acara yang digagas sastrawan Ahmadun Yosi Herfanda ini antara lain seminar sastra internasional, pementasan karya-karya sastra, bazar buku sastra, penulisan cerpen, penerbitan buku kumpulan cerpen, serta pertemuan sastrawan internasional. Kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di tiga tempat berbeda di Jakarta: Hotel Millenium, Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), dan Galeri Nasional. (A.S.R.)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun