JAKARTA, Penerbitan 1A -- Akademi Samali kembali menyelenggarakan Indonesian Comic Fair 2011 yang berlangsung 17– 20 November lalu, bertempat di Citywalk Sudirman, Jakarta.
Pada Kamis (17/11) malam, acara diisi oleh launching tiga komik lokal sekaligus. Komik-komik tersebut antara lain Florida Orange karya Susanto Kenta dari Kababonken (diterbitkan oleh Mizan), Nanny: Kompilasi 24 Hours Comic Day 2011 karya Adriane Yuanita, Azisa Noor, Imansyah Lubis, Lia Hartati, Lim Cheng Tju, Milla Nurdiana, Rama Indra, Stephanie Soejono, dan Tita Larasati (diterbitkan oleh Curhat Anak Bangsa), serta komik Monkey Business: Kompilasi 24 Hours Comic Day karya Dodi Rosadi, Galang Tirtakusuma, Mohammad Yusuf Riantho, Okky Tri Baskara, Rizky Arrydesta, Rizky Goni, dan Shamrat Sharma.
Selain itu terdapat pula bazaar yang diisi berbagai stand seperti komikoo.com (komik online Indonesia), PetWar card game, dan Aksam Store yang menyediakan komik-komik lokal serta t-shirt bertemakan komik.
Komik dan Pesan Moral
”Mengapa komik ini dibuat untuk semua umur?” tanya seorang pengunjung saat sesi tanya jawab launching komik Florida Orange. Mahdi, editor komik Florida Orange menanggapi,”Kami ingin komik ini mencapai sasaran pembaca yang lebih luas, mulai dari anak-anak, remaja, hingga kakek dan nenek. Tidak ada batasan umur tertentu.”
“Saya ingin tiap komik yang diterbitkan memiliki pesan moral yang tinggi. Saya ingat, dulu saya sering dilarang membeli komik oleh orang tua saya karena mereka menilai komik itu banyak adegan kekerasannya. Kami berusaha menghapus anggapan itu dan ingin membuktikan komik Indonesia juga tidak kalah bagus dengan komik-komik asing,” tambah Kenta.
Komik Florida Orange bergenre drama dan science-fiction yang berkisah tentang persahabatan seorang anak jalanan dengan seekor monyet hasil kreasi genetik sebuah laboratorium rahasia.
Begitu pula halnya dengan komik kompilasi Nanny. Komik ini terdiri dari tujuh komik pendek yang berkisah tentang berbagai hal yang tidak seringan komik pada umumnya. Mulai dari TKW Indonesia yang rindu kampung halaman, isu lingkungan, penyelamatan warisan budaya, hingga repotnya persiapan pernikahan. Peran perempuan yang dominan menjadi persamaan utama dari ketujuh komik ini, baik sebagai pencipta karya maupun sebagai tokoh utama dalam cerita. “Anthology by and about women,” komentar Tita Larasati dalam akun Twitter pribadinya, @LarasaTita.
Launching komik hari itu ditutup dengan foto bersama para komikus dan acara book signing dadakan oleh para pengunjung yang ingin komiknya ditandatangani langsung oleh sang komikus.(A.S.R.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H