Mohon tunggu...
wati ibrahim
wati ibrahim Mohon Tunggu... -

Hanya wanita biasa dengan segala ketidak sempurnaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

“SEPENGGAL BULAN UNGGU”

19 November 2010   06:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:29 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MC memberikan aba-aba calon pengantin telah selesai disimani oleh orang tua, serta kerabat, tapi apa makna semua ini Dini tidak pernah mengerti, Dini tidak pernah tau dan mengerti semuanya yang dia tau dia hanya ingin Arjuna Ada disampingnya saat ini

Tetesan air bunga yang membasahi tubuhnya terus menetes dijalan yang dia lalui menuju kamar pengantin ia tidak perduli dengan wangi harum kamar pengantinya, Ia tidak perduli dengan roncean bunga melati dikamar pengantin, yang dia rasakan semua itu ada wangi kematian, dan malam itu hanya air mata yang terus mengalir yang menemaninya.

Malam itu malam midodareni, Dini tidak ingin ditemani oleh siapapun ia hanya ingin sendiri bersama luka dalam hati, malam itu tanpa disadari kakinya melangkah mendeki jendela dilihatnya bulan purnama, terang sekali, mengapa hati ini tidak seterang bulan malam ini, pikirannya melayang kepada lelaki yang dicintai dan diharapkannya menjadi suaminya, Arjuna………… dimana dia sekarang berada, Dini tidak pernah tau, tanpa disadari air mata bersama darah yang telah menetes menjadi satu, pisau telah memotong urat nadinya yang manyatukan air mata dan darahnya.

Ratusan kilo dari kamar pegantin seorang lelaki yang tidak mempunyai daya dan keberanian hanya dapat mendoakan semoga gadis yang dicintainya dapat hidup bahagia dengan pilihan orang tuanya.
lelaki yang tidak mempunyai daya
lelaki yang tidak mempunyai keberanian
lelaki yang hanya punya cinta dan janji

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun