WHO dalam Sorotan: Tugas, Wewenang, dan Penarikan Diri AS
Apa Itu WHO?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah badan spesialis PBB yang didirikan pada tahun 1948 dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesehatan global. WHO terdiri dari 194 negara anggota dan bertugas untuk mengkoordinasikan respons internasional terhadap keadaan darurat kesehatan, serta membantu negara-negara dalam memantau, mempersiapkan, dan pulih dari ancaman penyakit.
Tugas dan Wewenang WHO
WHO memiliki beberapa tugas dan wewenang penting, antara lain:
- Mengkoordinasikan Respons Terhadap Kesehatan Global: WHO berperan dalam memfasilitasi kerjasama antar negara dalam menghadapi wabah penyakit dan kejadian kesehatan darurat lainnya.
- Memberikan Dukungan kepada Negara Anggota: Badan ini membantu negara dalam upaya memantau dan mengelola kesehatan masyarakat, termasuk pengembangan kebijakan kesehatan.
- Pengembangan Kebijakan Kesehatan dan Program Pencegahan: WHO bekerja dengan negara-negara untuk memperluas akses kepada layanan kesehatan dan menjalankan program-program vaksinasi.
- Penelitian dan Pengumpulan Data: WHO melakukan penelitian dalam berbagai bidang kesehatan dan mengumpulkan data untuk memberikan informasi yang berguna bagi negara-negara anggota.
Alasan Penarikan Diri AS dari WHO
Pada tanggal 20 Januari 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa ia menarik Amerika Serikat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam langkah signifikan yang menuai kritik dari para ahli kesehatan masyarakat pada hari pertamanya kembali di Gedung Putih. Keputusan ini bukanlah yang pertama kali diambil Trump, karena pada tahun 2020, ia juga mengungkapkan niat untuk menarik AS dari WHO.
Trump menyatakan bahwa keputusan tersebut didorong oleh respons WHO yang dianggapnya lambat terhadap pandemi COVID-19. Ia mengkritik organisasi tersebut karena gagal melakukan penyelidikan yang memadai terhadap wabah di China sebelum virus menyebar ke seluruh dunia. Dalam pernyataannya, Trump menuduh WHO telah "mengelola" pandemi dengan buruk dan menyerukan reformasi mendesak, menekankan bahwa kontribusi keuangan AS kepada WHO tidak sebanding dengan yang diterima. Ia juga mengindikasikan bahwa banyaknya pembayaran yang dibebankan kepada AS adalah "tidak adil," dengan menyebut bahwa China, meskipun memiliki populasi tiga kali lipat dari AS, menyumbang jauh lebih sedikit ke dalam anggaran WHO.
Langkah menarik diri ini dinilai akan memiliki dampak besar, bukan hanya bagi kemampuan AS untuk merespons ancaman kesehatan global, tetapi juga bagi WHO yang akan kehilangan sumber pendanaan besar, mengingat kontribusi AS mencapai sekitar 19% dari total anggaran organisasi tersebut. Penarikan ini memicu kekhawatiran bahwa AS akan kehilangan posisi strategis dalam kerjasama kesehatan internasional dan membuat organisasi tersebut kurang efektif dalam menangani krisis kesehatan di tingkat global.
Kontroversi Siti Fadilah Supari dan WHO
Siti Fadilah Supari, mantan Menteri Kesehatan Indonesia (2004-2009), juga pernah berkonflik dengan WHO. Pada tahun 2005, ia menolak untuk mengirimkan spesimen virus flu burung H5N1 yang diminta oleh WHO. Siti menggalang dukungan dari negara-negara lain untuk menggugat WHO, menganggap bahwa standar pengendalian yang ada tidak transparan dan berisiko menjadikan negara berkembang seperti Indonesia sebagai korban dalam perdagangan vaksin global.