Kini di sini, di pelukan malam,
Rindu yang timbul, tak lagi samar,
Setiap tetes hujan, menawar luka dalam,
Adalah janji yang takkan padam, seperti damar.
Semakin malam, jiwaku semakin gundah
Tak kuasa, menahan lelah
Dari derasnya airmata yang tak kunjung kering
Lalu mengapa waktu tak juga berpaling
Desakan resah, menyeruak kedasar jiwa
Menusuk hingga hatiku terbelah
Mengapa kau bawa cintaku dan ku kecewa
Padahal ku yakin cinta ini tak salah
***
Puisi ini menggambarkan perasaan rindu dan kesedihan yang mendalam, menggunakan simbol hujan sebagai lambang luka emosional. Dalam suasana malam yang sunyi, merenungkan cinta yang hilang dan harapan yang terpendam.
Di tengah malam yang sunyi, rindu dan luka berkelindan.
Hujan membawa kenangan cinta yang tak terlupakan, meski harapan semakin pudar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H