Mohon tunggu...
Wati Sulastri
Wati Sulastri Mohon Tunggu... Lainnya - student of life

Antusias menjelajahi isu sosial sambil membaca dan memahami fenomena di sekitar dengan seksama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Janji yang Tak Padam

13 Januari 2025   22:09 Diperbarui: 13 Januari 2025   22:09 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puisi Janji yang tak Padam (Sumber: Dokumen Pribadi)

Kini di sini, di pelukan malam,
Rindu yang timbul, tak lagi samar,
Setiap tetes hujan, menawar luka dalam,
Adalah janji yang takkan padam, seperti damar.

Semakin malam, jiwaku semakin gundah
Tak kuasa, menahan lelah
Dari derasnya airmata yang tak kunjung kering
Lalu mengapa waktu tak juga berpaling

Desakan resah, menyeruak kedasar jiwa
Menusuk hingga hatiku terbelah
Mengapa kau bawa cintaku dan ku kecewa
Padahal ku yakin cinta ini tak salah

***

Puisi ini menggambarkan perasaan rindu dan kesedihan yang mendalam, menggunakan simbol hujan sebagai lambang luka emosional. Dalam suasana malam yang sunyi, merenungkan cinta yang hilang dan harapan yang terpendam.

Di tengah malam yang sunyi, rindu dan luka berkelindan.
Hujan membawa kenangan cinta yang tak terlupakan, meski harapan semakin pudar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun