Mohon tunggu...
Wati Sulastri
Wati Sulastri Mohon Tunggu... Lainnya - student of life

Antusias menjelajahi isu sosial sambil membaca dan memahami fenomena di sekitar dengan seksama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Indah dalam Harapan

5 Januari 2025   13:00 Diperbarui: 11 Januari 2025   12:17 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puisi dalam Harapan  (Generated by AI)

Indah dalam Harapan

Dalam dunia ini, aku terpuruk sepikan,
Menghadapi pukulan hidup yang penuh hirap menyesakkan
Seakan nasib merajamku, tak terperi,
Namun kau datang, sahabat jiwa, menuntunku kembali

Kau berikan bahtera untukku melayari,
Samudera yang dalam, di mana harapan tersembunyi
Di tengah badai, kau buatku tak tenggelam,
Menjadi cahaya terang, di gelap malam

Kau bawa cinta, seperti bunga kanagara,
Mengisi hari-hari dengan sinar baswara.
Di tengah ombak badai yang menghantam,
Kau pinjamkan sayap untukku terbang kembali, tak terbatas, menembus dirgantara

Di saat aku mengais-ngais kesedihan,
Seperti air yang mengalir, kau beri harapan.
Kau ajarkan arti eunoia, pemikiran yang indah,
Menghadirkan kidung, melodi yang mengalun, menangkup hatiku.

Kini, dalam setiap langkah yang ku tempuh,
Ku temukan diri dalam persahabatan tak angkuh.
Kau adalah bintang penuntunku di langit kelam,
Cahaya yang membangkitkan semangat yang takkan padam.

Di antara bintang sabitah, namamu bersinar,
Sebuah memori, dalam kenangan yang takkan pudar
Engkaulah sahabat, penopang dalam hidup,
Selalu ada, di saat langit kelabu dan awan mega

Kau gantikan lakara ku dengan bahtera
Tuhan mengirim-mu sebagai jawaban doa
Hinggapun nanti kita tak mampu bertegur sapa
Dalam sujudku namamu selalu ada
Akan kupintakan kau satu rumah di surga
Sebagai tanda terima kasihku yang tak terhingga

 

Puisi ini ditujukan untuk sahabatku tercinta, Indah, yang telah memberikan dukungan tak terhingga dalam setiap langkahku. Semoga ikatan ini abadi selamanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun