Mohon tunggu...
Watisatul Karlina
Watisatul Karlina Mohon Tunggu... Apoteker - wakana

خَيْرُالنّاسِ أحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَاْنْفَعُهُمْ لِلنّاسِ

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Kegiatan Pasar Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19

24 April 2021   10:11 Diperbarui: 24 April 2021   15:02 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditengah-tengah pandemi saat ini kita dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadhan untuk yang kedua kalinya. Meskipun demikian, itu bukan menjadi penghalang bagi kita, untuk tetap menjalankan ibadah puasa khususnya kita sebagai seorang muslim. Aktifitas rutin ramadhan disaat pandemi saat ini masih tetap berjalan sebagaimana mestinya. Hal biasa yang sering kita temukan yaitu melonjaknya harga barang pada saat menjelang bulan ramdhan sampai dengan menjelang idul fitri. Mengapa hal itu bisa terjadi? Dalam pandangan ekonomi islam, mekanisme pasar dalam penentuan harga itu memang alami. Kondisi tersebut tergantung pada permintaan dan penawaran yang terjadi. Ketika permintaan naik dan penawaran tetap, maka harga akan naik. Namun bila permintaan menurun dan penawaran tetap, maka harga akan turun juga.

 Bulan Ramadhan disamping diwajibkan berpuasa, seharusnya pada momen ini  setiap muslim juga diharapkan untuk meningkatkan kegiatan ibadah. Sementara dalam segi ekonominya juga harus lebih profesional dalam bekerja dan dari segi pandangan islamnya. Dalam hal ini, potensi masyrakata muslim sangatlah besar, untuk itu diharapkan bagi mereka untuk dapat menerbitkan bisnis-bisnis yang benar-benar sesuai dengan prinsip agama islam. Banyak pedagang-pedagang yang memperoleh keuntungan pada saat memasuki bulan suci ramadhan. Ntah itu dari Pedagang yang memang kesehariannya berdagang, atau banyak juga sebagian dari masyarakat dan dari kalangan seperti kita mahasiswa yang menjadi pedagang dadakan. Seperti halnya menjual kuliner khas ramdhan, pakaian muslim, sembako dan lain sebagainya. Salah satu diantaranya yang sering kita jumpain seperti halnya dengan Takjil yang hampir berada diseluruh lorong jalan. Pedagang takjil dibulan ramadhan bisa menjadi timbal balik antara pedagang dan pembeli khususnya bagi mereka yang sibuk bekerja dan tidak sempat membuat takjil sendiri sehingga ketika pulang dari tempat kerjanya mereka menyempatkan diri untuk mampir dan membeli takjil untuk persiapan buka puasanya. Sementara bagi pedagang takjil sendiri, mereka berhasil mendapatkan keuntungan dari penjualan barang dagangnya.

Pada kenyataannya, disaat bulan Ramadhan itu memang sering kita temukan bahwasannya seluruh umat muslim banyak melakukan ibadah, mereka juga mengatur dan mengurangi porsi makan dan minumnya. Meskipun demikian, pada kenyataannya, konsumsi dan kebutuhan pada saat bulan ramadhan itu justru malah meningkat dibandingkan dengan hari-hari biasa. Dan itu akan berdampak pada biaya hidup seseorang yang semakin membengkak. Hal itu juga disebabkan oleh harga-harga barang yang mana mulai naik ketika menjelang bulan ramadhan tiba. Dan tidak sedikit pula para ibu-ibu yang mengeluh degan harga-harga yang terjadi dipasaran apalagi pada saat pandemi saat ini. Sementara itu konsumsi dan kebutuhan tidak berkurang, dan justru malah meningkat. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena pada saat bulan buci ramadhan, para ibu harus menyiapakan menu buka puasa dan sahur, dan itu harus harus lebih bervariasa dibandingkan dengan hari-hari biasa guna untuk meningkakan selera makan kita. Dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mungkin itu alasannya mengapa pada saat bulan suci ramadhan tiba justru malah membengkak dibandingkan dengan hari-hari biasa. Selain itu, bulan ramadhan juga bisa menghasilkan pendapatan yang meningkat dibandingkan dengan hari-hari biasa khususnya mereka para pedagang.

Nah, berdasarkan artikel yang pernah saya baca dan itu dikatakan oleh Sadono Sukirno, bahwasannya didalam aspek ekonomi lonjakan harga-harga yang terjadi pada saat bulan ramadhan itu yaitu harga akan naik apabila permintaan naik, tetapi penawaran dalam jumlah sedikit. Teori seperti ini bisa membuat pedagang melakukan kecurangan dengan cara menimbun barang dalam waktu yang berbulan-bulan, dan barulah pada saat ramadhan tiba barang itu dijual. Hal itu merupakan suatu peluang bagi pedagang khsusunya pedagang sembako karena mereka tahu jika ramadhan tiba harga barang itu akan melonjak. Hal ini akan berpengaruh ada permintaan dan penawaran yang terjadi dipasar tradisional khususnya saat bulan ramadhan.

Teori penawaran dan permintaan yang mana dalam bahasa inggrisnya sering dikenal dengan sebutan supply dan demand merupakan gambaran-gambaran antara calon penjual dan calon pembeli dari suatu barang yang diinginkan dipasar. Model penawaran dan permintaan digunakan untuk menentukan harga dan kuantitas yang terjadi dipasar. Dan model ini sangat penting dilakukan guna untuk analisis ekonomi mikro terhadap perilaku serta interkasi para pembeli dan penjual.

Teori permintaan islami, dalam ekonomi islam setiap keputusan ekonomi seorang manusia tidak terlepas dari nilai-nilai moral dan agama, keran setiap kegiatan senantiasa dihubungkan dengan syariat-syariat agama. Al-Qur'an menyebut ekonomi dengan istilah penghematan, dan ekonomi yang secra literal berarti pertengahan atau moderat. Seoarng muslim dilarang melakukan pemborosan dan diminta untuk mengambil sebuah sikap modern dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya, artinya tidak boleh berlebih-lebihan, tetapi juga dilarang pelit. Permintaan adalah jumlah barang atau jasa yang ingin dan mampu dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dan juga pada waktu tertentu. Teori permintaan menerangkan tentang sifat permintaan para pembeli terhadap suatu barang dan juga menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta dan harga serta pembentukan kurva permintaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan, diantaranya :

  • Harga barang itu sendiri dan barang substitusi
  • Jika harga barang itu tinggi, permintaan terhadap barang itu akan turun. Sebaliknya, jika harga barang itu rendah, maka permintaan terhadap barang itu akan meningkat.
  • Keinginan penduduk terhadap jenis barang yang berbeda dan berubah-ubah. Keinginan ini tergantung pada berlimpah atau terbatasnya stok barang. Biasanya, bila stok barangnya itu menipis, maka permintaan terhadap barang itu akan meningkat ketimbang jika stok barang itu berlimpah.
  • Perubahan juga tergantung pada jumlah konsumen. Jika jumlah konsumen yang minat pada suatu barang itu meningkat, maka harga akan naik. Dan sebaliknya, jika jumlah konsumen yang minat terhadap barang itu menurun, maka harga juga akan menurun.
  • Permintaan juga dipengaruhi oleh menguat atau melemahnya tingkat kebutuhan atas suatu barang. Jika kebutuhan tinggi, maka harga akan tinggi. Dan jika kebutuhan terhadap barang itu rendah, maka harga juga akan menurun.
  • Harga juga dipengaruhi oleh tujuan dari kontrak jual-beli. Jika pembayaran dilakukan secara tunai maka harga akan turun, namun jika jual beli dilakukan dengan pembayaran tangguh maka harga akan naik.
  • Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat. Masalah teori permintaan, ibnu taimiyah mengatakan harga bisa naik karena penurunan jumlah barang yang tersedia dan permintaan yang meningkat. Harga akan turun apabila terjadi supply sementara permintaan menurun.penurunan jumlah barang yang tersedia berarti jatuhnya supply, meningkatnya penduduk berarti menyebabkan terjadinya permintaan , karena itu bisa dibebakan naikya permintaan. Naiknya hrga karena jatuhnya supply ataupun naikny permintaan, menurut Ibnu Taimiyah mengidentifikasi bahwasannya keadaan pasar berjalan secara alami. Dan dimikianlah yang dikatakan sebagai mekanisme pasar yang adil. Namun, ketika kenaikan harga karena ketidakadilan seperti penimbunan barang (Ikhtikar) bila suply tidak ada.

Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga dan mungkin selama suatu periode tertentu. Harga suatu barang selalu dipandang sebagai faktor yang sangat penting dalam memnentukan penawaran harga barang. Oleh karena itu, teoi penawaran harus memfokuskan antara tingkat harga dengan jumlah barang yang ditawarkan. Berdasarkan artikel yang pernah saya baca, Ibnu Khaldun berpendapat tentang penawaran, bila penduduk kota mempunyai makan yang lebih dari yang mereka butuhkan akibatnya harga makanan akan menjadi murah, tapi dikota kecil bahan makanan itu sedikit maka harga makananpun menjadi tinggi.ketika barang yang tersedia itu sedikit, maka harga akan naik. Namun bila jarak antar kota itu dekat dan aman, maka akan banyak barang-barang yang diimpor sehingga persediaan barang akan banyak dan hargapun akan turun. Ibnu Khaldun juga mengamati fenomena tinggi rendahnya harga diberbagai negara tanpa mengajukan konsep apapun tentang kebijakan control harga. Pada titik ini Ibnu Khaldun berbeda dengan Ibnu Taimiyah. Ibnu Khaldun lebih memfokuskan dirinya untuk menjelaskan fenomena yang terjadi sebagaimana adanya. Sedangkan Ibnu Taimiyah lebih menitikberatkan perhatiannya pada formulasi kebijakan untuk menyikapi fenomena tersebut. Ibnu Taimiyah tidak menjelaskan secara rinci pengaruh turun naiknya permintaan dan penawaran erhadap harga keseimbangan, namun ia menjelaskan secara rinci bahwa pemerintah tidak perlu ikut campur tangan dalam menentukan harga selama mekanisme pasar berjalan dengan normal. Harga bila mekanisme normal tidak berjalan, maka disaranakan untuk pemerintah melakukan pengontrolan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran barang pada berbagai tingkat harga, diantaranya :

  • Harga barang itu sendiri dan harga barang lain
  • Jika harga barang naik, penawaran akan meningkat. Dan sebaliknya, jika harga barang itu turun, maka penawaran juga akan turun.
  • Biaya produksi
  • Biaya adalah sesuatu yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa yang mana mencakup biaya tenaga kerja, bahan baku, sewa gedung, mesin, tanah, biaya adminitrasi, bunga (bagi yang menggunakan jasa bank konvensional), pajak, dan biaya-biaya lainnya. Secara prinsip akuntansi yang dimaksud biaya adalah semua item yang tercantum dalam neraca laba dan rugi
  • Tingkat tekhnologi yang digunakan
  • Tekhnologi adalah penemuan dan peningkatan tekhnologi yang diterapkan untuk menurunkan biaya produksi. Misalnya penggunaan komputer, robot dan otomatisasi produksi. Jika diterapka tekhnologi baru, mengakibatkan biaya produksi semakin rendah maka akan meningkatkan penawaran.
  • Jumlah penjual
  • Jumlah penjual memiliki dampak langsung terhadap penawaran. Makin banyak jumlah penjual maupun penjual pada tingkat harga tertentu maka makin tinggi penawaran.
  • Kondisi alam
  • Kondisi alam seperti terjadinya bencana alam akan mengakibatakan penawaran barang-barang tertentu akan berkurang, khususnya barang-barang hasil pertanian.
  • Ekspektasi
  • Ramalan yang akan datang adalah faktor yang sangat penting bagi penawaran untuk membuat keputusan produksi. Jika diperkirakan harga barang mereka akan naik pada masa yang akan datang, mereka dapat menyimpan barang beberapa hari agar dapat menjualnya dikemudian hari sehingga mendapatkan keuntungan yang kebih tinggi. Jika penahanan barang dilakukan dengan tujuan untuk spekulasi seperti menimbun barang ketika harga barang rendah sehingga menyebabkan barang itu menjadi langka denga tujuan dapat menjualnya ketika harga naik karena ingin mendapatkan keuntungan semata, sedangkan barang itu merupakan barang kebutuhan masyarakat. Hal itu tidak dibenarkan dalam agama islam, karena perbuatan ini termasuk perbuatan ikhtikar yang mana didalam islam itu dilarang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun