Pendidikan Vokasional atau Vocational Education adalah pendidikan untuk dunia kerja (Education for Vocation) (Sudira, 2015: 4). Pavlova menyatakan pendapatnya tentang pendidikan vokasional yakni: "Tradionally, direct preparation for work was the main goal vocational education. It was perceived as providing spesific training that was reproductive and based on teacher's instruction, with the intention to develop understanding of a particular industry, comprising the spesific skills or tricks of the trade. Student's motivation was seen to be engendered by the economic benefits to them, in the future. Comptency-based training was chosen by most goverments in Western scocieties as a model for vocational education (VE) (Pavlova, 2009.7).
Ciri khas dari pendidikan vokasional adalah dalam pembelajarannya focus pada pelatihan yang bersifat praktikal. Kemampuan praktikal tersebut jika telah sesuai dengan standar maka harus dibuktikan dengan adanya sertifikasi atau lisensi. Salah satu penerapanprogram pendidikan vokasional berorinetasi pada keterampilan dan patriotisme.
Patriotisme berasal dari kata Patriot, yang artinya pencintaan dan pembela tanah air. Secara singkat pengertian Patriotisme adalah sikap untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia rela mengorbankan segala-galanya termasuk jiwanya demi kemajuan, kejayaan, dan kemakmuran tanah air.Â
Menerapkan program pendidikan vokasional yang berorientasi pada keterampilan dan patriotisme di Indonesia menghadapi berbagai macam hambatan utama yaitu rendahnya kesadaran patriotik di kalangan pemuda Indonesia. Nah, disini dapat kita lihat bahwasannya untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pemuda Indonesia untuk mengembangkan program-program yang relevan dengan kebutuhan industry dan meningkatkan kesadaran patriotic di kalangan mahasiswa.Â
Hal ini bisa dibuktikan lebih dari 60% mahasiswa yang memilih budaya luar daripada budaya Indonesia. Banyak sekali faktor internal maupun eksternal yang menyebabkan hal ini bisa terjadi pada mahasiswa indonesia.Â
a.Faktor penyebab internal
   1.pemuda/mahasiswa indonesia mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. seperti halnya saat ini banyak terkuaknya kasus-kasus korupsi, peraturan perundang undangan yang tidak jelas yang kesannya dipermainkan, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat negara membuat para pemuda enggan untuk memperhatikan lagi pemerintahan
   2.Sikap warga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme sehingga para pemuda meniru sikap tersebut.
  3.Tertinggalnya Indonesia dengan negara-negara lain dalam aspek kehidupan, membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.
b.Faktor penyebab ekternalÂ
   1.arus globalisasi yang sanget cepat berimbas pada moral pemuda selaku mahasiswa indonesia. Mereka lebih memilih kebudayaan negara lain dibandingkan dengan kebudayaannya sendiri