Sering sekali di surat kabar, di bagian “Surat Pembaca”, banyak orang protes-protes tentang mesin ATM. Kebetulan minggu lalu ibu saya sedang bermasalah dengan mesin ATM di dekat rumah saya. Sewaktu uang tunai dikeluarkan mesin, uangnya keluar berantakan dan susah ditarik keluar (seperti ada yang terjebak), saking susahnya dikeluarkan, akhirnya uangnya ditelan ulang oleh mesin ATMnya. Dengan panik, ibu saya telefon layanan banknya.. dan jawaban dari mereka adalah “tidak ada masalah tuh, Bu..” ..ya jelas ada masalah! Kalau kartu ATM ditelan mesin, proses untuk mengembalikannya repooootnya luar biasa. Kalau menelfon layanan banknya, mereka menanyakan banyak pertanyaan, kadang malah membuat prosesnya lebih susah.. (memang sih untuk kebutuhan sekuriti, tapi siapa sih yang mengingat nomor kartu ATMnya? – dan biasanya kita juga sudah lupa berapa jumlah uang yang kita terakhir kali diambil dan kapan diambilnya). Sewaktu membuat kartu ATM baru saja kita harus membayar Rp.10,000… Dan biasanya harus menunggu 5 hari sampai bisa mendapatkan kartu ATMnya kembali. Yang rugi malah nasabahnya. Kira-kira tiap bank memiliki program ‘pemeliharaan’ mesin ATM yang stabil supaya selalu lancar atau tidak ya? Jika ada masalah dengan mesin ATM, yang jadi korban itu nasabahnya, sampai harus membayar extra, menunggu 5 hari kerja dan lain sebagainya – kesannya para nasabahlah yang mendapat hukuman akibat kesalahan banknya. Untuk para pekerja bank yang memiliki wewenang untuk membuat keputusan.. tolong dipastikan bahwa semua mesin bank Anda tidak akan merepotkan para nasabah lagi, ya… Alexia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H