Mohon tunggu...
Wiyono Agungsutanto
Wiyono Agungsutanto Mohon Tunggu... Guru - Senyum sehat dan semangat

jadi guru sejak tahun 1995. Seneng nulis.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Gelegar Jemparingan HUT Kulon Progo ke-73 Sarat Kaya Makna

21 Oktober 2024   08:42 Diperbarui: 21 Oktober 2024   09:13 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok pribadi/ pak.bant

Gladen Hageng jemparingan tingkat nasional dalam rangka hari jadi Kulon Progo ke,-73.
Bertempat di alun-alun Kulon Progo. (20/10). Diikuti penjemparing sebanyak 1250 peserta terdiri dari anak-anak, remaja ,dewasa.
Datang dari Jabar,Jatim,Jateng dan DI Yogyakarta. 


Sekjend Jbn Joko Mursito mengapresiasi kepada peserta terbanyak 1250 penjemparing dan kini  didominasi generasi muda. Bahwa dalam even ini sebagai media silaturahmi juga  penggerak jemparingan. Termasuk media melestarikan budaya. Hal ini sebagai promosi pariwisata.


Juga disampaikan  Aris Eko Nugroho. Sekalu paniti Radya Pati Danais,  Menyampaikan sambutan bahwa even ini digelar bagi Masyarakat besar ada harapan sebagai ciri khas kulon Progo tak hanya kita geblek saja.  Juga yang telah dilakukan pemberdayaan  tanaman bonsai , geopark, oleh kabupaten Gunungkidul.  Festival layang-layang oleh kab Bantul.  Sebagaimana juga Jemparingan ini akan  rutin dilakukan sekelas  nasional. Piala raja kontes burung, umka  yang terlibat pengrajin, GK ada pesanan alat jemparingan.

 Inisiasi ini sebagai  acara tahunan. Ada ikon setiap tahun sebagai penggembira masyarakat.


PJ bupati Kulon Progo . Ir RI Murtiyatsiwi juga menyampaikan beberapa poin penting.
Komitmen peserta  sebagai awal Membangun masyarakat berbudaya dari suport budaya jadi tatanan, titian,  tentengan, tuntunan dan tontonan. Di Gladen ada makna. Selaku pemerintah apresiasi yang baik kepada semua lini. Komitmen dan kolaborasi. Sebagai pelestarian, olahraga tradisional identitas budaya. Kecepatan sabar dan kolaborasi, seni. Pelestarian seni budaya. Kita peduli pada ini sebagai Ooahrqga  tradisisi. Nguri-uri  terus mendekatkan dari anak SD,SMP dan remaja untuk  jemparingan. Telah masuk Kepada kurikulum pendidikan. Ekstra kurikuler.  Sehingga dapat maju disela  kemajuan teknologi.
Refleksi..apakah berlanjut atau henti. ? Sebuah tantangan. 2045 sebagai generasi emas ada di jemparingan. 

Sebuah harapan yang sekaligus  menjadikan tantangan besar kedepan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun