Mohon tunggu...
Toyib Aryanto
Toyib Aryanto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Baca, baca, baca ...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Akhir Episode Shaun The Sheep [Catatan Idul Kurban]

16 Oktober 2013   17:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:27 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan tentang serial kartun Shaun The Sheep, tapi tentang domba Garut. Ya, hanya seekor domba. Yang hari kemarin mereka menjadi bukti kepasrahan para hamba Allah dalam membuktikan kecintaan mereka kepada Tuhannya. Lalu ada apa dengan domba Garut?

Domba Garut merupakan sosok tubuh yang sanggup menjaga jati dirinya secara konsisten sebagai domba. Terdapat beberapa ciri domba Garut, antara lain.

(1)Domba Garut tidak pernah bermimpi ingin menjadi kupu-kupu, meskipun jadi kupu-kupu itu enak, bisa menghisap madu bunga di sana-sini, bunga yang bermadu disapanya dan bunga tak bermadu lagi ditinggalkanya. Domba Garut hanya berkomentar, biarkan itu menjadi tanggung jawab kupu-kupu saja.

(2) Domba Garut tidak pernah tergiur oleh makanan yang dimakan oleh binatang lain. Apa yang dimakan serigala, domba Garut tidak ingin mencicipinya, apa yang dimakan ayam demikian juga tak pernah terbit seleranya. Domba Garut hanya memakan yang dihalalkan buat domba Garut saja.

(3) Domba Garut bicara secara tetap dan konsisten di mana pun berada. Sewaktu berada di pedalaman Cisurupan, bunyi domba Garut begitu. Ketika dihadiahkan kepada Bupati dan ditambatkan di depan pendopo kabupaten Garut, bunyinya tetap tidak berubah seperti bunyi di Cisurupan. Demikian juga kalau dihadiahkan kepada Pak Gubernur dan ditambatkan di depan Gedung Sate, tetap saja seperti bunyi di Garut dan di Cisurupan. Jadi, katakanlah kebenaran itu meskipun pahit, bagi domba Garut siap mengatakannya dengan lantang tanpa ragu-ragu.

(4) Kalau domba Garut diberi tahu satu hari sebelum tanggal 10 Dzulhijjah, hari Iedul Adha, hari Iedul Qurban dan dia akan dijadikan hewan Qurban, akan disembelih; maka domba Garut menjawab “lillahita’ala”, itu taqwa seekor domba. Tatkala domba Garut itu direbahkan, dipegang kaki dan kepalanya erat-erat, golok yang begitu tajam menempel di lehernya, seraya penyembelih mengucapkan Bismillahi  Allahuakbar; Allahuakbar, Allahuakbar, Laaillahaillallaahuallaahuakbar, Allahuakbarwalillaahilhamd. Takbir diucapkan penyembelih dan golok tajam itu hampir memutuskan leher domba Garut, seraya domba Garut mengucap Alhamdulillahirabbilalamin, saya sejak lahir sampai mati tetap sebagai domba, tidak pernah ingkar janji, tidak pernah lepas keluar dari fitrah saya sebagai domba, saya tamat sebagai pengabdi Tuhan sesuai fitrah saya sebagai domba.

Begitu tingginya jihad, taqwa, seekor domba Garut, sesosok tubuh binatang ciptaan Tuhan. Lantas, bagaimana dengan kita sebagai manusia yang mustinya lebih mulia dari domba?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun