Mohon tunggu...
Veren Wen Nora
Veren Wen Nora Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Welcome to my blog !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebiasaan Warga Desa Buntu, Wonosobo

26 Maret 2024   22:32 Diperbarui: 2 April 2024   07:25 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu 3 Maret 2024, hari dimana seluruh siswa-siswi kelas X Global Prestasi akan pergi ke Wonosobo, Jawa Tengah, lebih tepatnya di Desa Buntu. Kegiatan ini dinamakan Local Immersion dimana siswa-siswi diharapkan bisa hidup lebih mandiri dan merasakan hidup sederhana di Desa. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun, dan berlangsung selama 4 hari 3 malam. Banyak rangkaian kegiatan yang akan dilakukan di Desa Buntu, ada bertani, mengajar, bazar, posyandu, pawai, dan pentas seni. Pada pukul 08:00 malam, seluruh siswa berangkat menggunakan bus dan memakan waktu perjalanan selama 8 jam. 

Hari Senin pukul 06:00 pagi seluruh bus tiba di Wonosobo. Jalanan di Desa Buntu cukup kecil sehingga kami harus berjalan ke Posko tempat dimana kami akan berkumpul selama 15-25 menit. Setelah tiba di posko, guru-guru mulai memberikan briefing dan membagi rumah untuk setiap murid. Semua kondisi rumah di Desa Buntu cukup sederhana namun tetap memiliki suasana yang nyaman dan menyejukan.

Seperti kata Antony Giddens "sebuah prinsip maupun aturan yang jelas, nyata atau konkret yang harus diperhatikan oleh setiap masyarakat." Salah satu prinsip maupun aturan jelas yang terjadi di Desa Buntu adalah menyapa. Saat berada di Desa Buntu, semua penduduk disana sangatlah ramah, mereka saling menyapa dan memberi salam satu sama lain, tidak hanya dengan sesama warga, mereka juga menerima, menyapa, dan menyambut seluruh siswa-siswi Global Prestasi dengan sangat baik. 

img-1735-jpeg-6602e68dde948f6ee240fea2.jpeg
img-1735-jpeg-6602e68dde948f6ee240fea2.jpeg

Saat berada disana seluruh murid Global Prestasi mengikuti kegiatan pertama yaitu pawai dimana acara tersebut selalu diadakan secara rutin sebelum puasa, saat 17 Agustus, dan saat tahun baru. Seorang ahli sosiologi yang bernama Edward Alsworth Ross berkata ""folkways adalah aturan atau norma-norma yang tidak ditulis yang berkembang secara alami dalam masyarakat sebagai hasil dari interaksi sosial." Aturan atau norma-norma yang tidak tertulis dan berkembang secara alami di Desa Buntu adalah gotong royong. Seluruh kegiatan yang terjadi di Desa Buntu selalu dilaksanakan dan diatur bersama-sama. Salah satu warga yang bernama Bapak Rohim mengatakan bahwa "Setiap ada kegiatan seperti ini, hampir seluruh warga Desa Buntu bergotong royong dan bekerja sama untuk mempersiapkan acara secara keseluruhan". 

Penulis sempat bertanya kepada orang tua yang bernama Bapak Tugiyono saat disana mengenai mata pencaharian warga Desa Buntu, mereka menjelaskan bahwa sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian sebagai petani. Satu keluarga dapat memiliki lebih dari 1 ladang sehingga terkadang tidak dapat mengerjakannya sendiri, mereka memiliki kebiasaan untuk saling membantu satu sama lain saat kesulitan maupun tidak tanpa meminta imbalan apapun. 

Kegiatan Local Immersion ini telah memberikan seluruh murid pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan. Banyak hal yang dapat dicontoh dan dipelajari dari Desa Buntu, yaitu bersikap ramah dan sopan kepada siapapun, saling membantu satu sama lain, selalu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, selalu bersyukur dalam hidup, dan bertanggung jawab dalam segala hal.

         

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun