Mohon tunggu...
Wasma Sofiyyah Sofyan Kau
Wasma Sofiyyah Sofyan Kau Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Manajemen Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Derivatif dan Risiko pada Instrumen Derivatif

24 Maret 2024   14:38 Diperbarui: 24 Maret 2024   14:56 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kontrak derivatif adalah dua pihak sepakat untuk memperjualbelikan aset di masa depan dengan harga yang telah ditentukan saat ini. Derivatif adalah instrumen derivatif yang variabel dasarnya adalah instrumen keuangan seperti saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang dan suku bunga. Untuk meminimalkan risiko fluktuasi nilai tukar, Anda dapat melakukan lindung nilai menggunakan derivatif mata uang (al. W. e., 2014).

Instrumen Derivatif merupakan dokumen berupa kontrak antara dua pihak atau lebih untuk membuat perjanjian penjualan aset atau barang. Derivatif, atau produk turunan, memiliki berbagai bentuk seperti opsi, kontrak pengiriman, dan swap. Tujuannya untuk memindahkan risiko dan mengambil peluang, tergantung peran pengguna sebagai lindung nilai atau spekulan. Beragam aset dasar dan metode pembayaran menghasilkan berbagai jenis derivatif yang diperdagangkan di pasar. Jenis utama derivatif adalah futures, forward, option, dan swap (Aisha, Ayu Diah Parmita, Armitha Rani, & Mumpuni, 2023).

Berikut ini adalah analisis risiko terhadap instrumen keuangan derivatif di pasar modal (Aisha, Ayu Diah Parmita, Armitha Rani, & Mumpuni, 2023):

  • Risiko Operasional: Risiko operasional adalah risiko yang terkait dengan kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau kejadian eksternal yang dapat mengganggu proses transaksi derivatif. Contohnya termasuk kesalahan perhitungan atau pelaporan, kegagalan sistem perdagangan elektronik, atau kebocoran informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Para pelaku pasar harus memiliki sistem pengendalian internal yang kuat untuk meminimalkan risiko operasional.
  • Risiko Model: Risiko model muncul dari penggunaan model matematika atau statistik untuk menghitung harga dan risiko instrumen derivatif. Kesalahan dalam model atau asumsi yang mendasarinya dapat menghasilkan perkiraan yang tidak akurat dan berujung pada kerugian. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku pasar untuk melakukan validasi dan pengawasan yang ketat terhadap model yang digunakan.
  • Risiko Kredit: Instrumen derivatif merupakan kontrak antara dua pihak yang saling mengikat untuk melakukan transaksi di masa depan. Risiko kredit muncul ketika salah satu pihak tidak mampu memenuhi kewajiban pembayarannya sesuai kontrak. Oleh karena itu, penting bagi para pelaku pasar untuk melakukan analisis kredit yang cermat terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi derivatif.
  • Volatilitas Pasar: Instrumen derivatif memiliki sensitivitas tinggi terhadap perubahan harga aset yang menjadi acuannya. Fluktuasi pasar yang tidak stabil dapat menyebabkan perubahan harga derivatif yang signifikan, dan berpotensi mengakibatkan kerugian besar bagi para pelaku pasar. Oleh karena itu, penting bagi mereka untuk selalu memperhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi volatilitas pasar, seperti berita ekonomi, peristiwa politik, dan sentiment pasar.
  • Risiko Likuiditas: Likuiditas mengacu pada kemudahan untuk membeli atau menjual instrumen derivatif tanpa menyebabkan perubahan harga yang signifikan. Risiko likuiditas muncul ketika terdapat kekurangan pembeli atau penjual untuk instrumen derivatif tertentu. Hal ini dapat menyulitkan pelaku pasar untuk keluar dari posisinya atau melikuidasi portofolio derivatifnya.

Untuk mengelola risiko tersebut, pelaku pasar dapat menerapkan pendekatan seperti analisis sensitivitas, analisis stres, diversifikasi portofolio, dan penggunaan teknik lindung nilai (hedging). Pentingnya analisis risiko terhadap instrumen keuangan derivatif ini tidak dapat diabaikan, dan regulator juga memiliki peran penting dalam mengawasi pasar derivatif dan melindungi kepentingan investor. Dengan memahami risiko tersebut dan menerapkan pendekatan yang tepat, para pelaku pasar dapat mengelola risiko yang terkait dengan instrumen keuangan derivatif secara efektif dan melindungi nilai portofolio mereka (Aisha, Ayu Diah Parmita, Armitha Rani, & Mumpuni, 2023).

Referensi

Aisha, A., Ayu Diah Parmita, I., Armitha Rani, N., & Mumpuni, T. (2023). Analisis Risiko Instrumen Keuangan Derivatif di Pasar Modal: Literatur Review. ULIL ALBAB: Jurnal Ilmiah Multidisiplin.

Ramadani, N., Pramudita, I., Putri, R., Julianti, M., & Ananda, S. (2023). Dinamika Transaksi Kontrak Derivatif Pada Perusahaan Tambang Minyak Dan Gas Bumi Studi Kasus Bursa Efek Indonesia 2022. Central Publisher.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun