Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Relawan Jokowi, Habis Manis Sepah Dibuang-kah?

3 September 2014   21:10 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:43 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kemenangan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) atas Prabowo Subianto di pilpres lalu salah satunya ditentukan oleh para relawan. Relawan Jokowi yang kabarnya berjumlah puluhan bahkan ratusan ribu begitu hebat mendukung Jokowi, baik melalui dunia maya maupun di lapangan. Loyalitas mereka terhadap Jokowi tak diragukan lagi. Jokowi pun begitu sayang kepada para relawan karenanya berulang kali mengucapkan terima kasih kepada mereka.

Lalu bagaimana dengan nasib para relawan saat ini. Jokowi secara pribadi menyatakan akan melibatkan para relawan dalam proses transisi dan selanjutnya di pemerintahannya. Namun demikian, pada kenyataannya para relawan kabaranya merasa ditinggalkan. Sampai-sampai beberapa hari lalu para relawan dibawah komando Bony Hargens harus berunjuk rasa ke rumah transisi.

Padahal menurut pengakuan para relawan, mereka merasa sudah diberi tugas oleh Jokowi untuk turut mengawasi Rumah Transisi dan turut serta membangun kabinet yang bersih. Tapi apa daya, langkah para relawan itu dinilai merecoki Jokowi.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem, Ferry Mursyidan Baldan misalnya, mengatakan dalam sebuah kontestasi, keberadaan relawan hanya untuk pemenangan kontestan tertentu. Dengan begitu, relawan hanya bekerja tanpa pamrih dan tak membutuhkan adanya balasan dari hasil kerjanya.

"Relawan itu diperlukan untuk pemenangan satu kontestan dan bekerja tanpa pamrih. Kalau kontestasi sudah selesai, maka tugas dan fungsi relawan dengan sendirinya sudah berakhir," kata Ferry Mursidan Baldan.

Lain Ferry lain pula Jokowi

Ferry yang mantan orang Golkar menegaskan relawan itu kembali ke komunitasnya lagi. Yang asalnya dari kampus, kembali ke kampus, LSM juga balik ke LSM begitu juga yang dari unsur partai politik atau profesi. “Kembali saja ke asalnya," tegas Ferry.

Dikatakannya, relawan tidak boleh terlibat dalam komitmen dalam jangka waktu yang panjang. Relawan itu sifatnya sementara untuk kepentingan tertentu saja.

Pernyataan Ferry ini agak berbeda dengan pernyataan Jokowi sendiri. Jokowi malah meminta para relawan agar tidak membubarkan diri. "Karena saya dengar ada beberapa kantor relawan, posko relawan yang mau membubarkan diri. Eh, jangan dulu, masih ada tugas yang lebih besar untuk negara ini," pintanya.

Apa tugas tersebut? Jokowi menyebut para relawan harus menjadi penyambung lidah rakyat. Segala keluhan rakyat harus didengar dan disampaikan kepada presiden. Baca: http://news.detik.com/read/2014/08/22/164632/2670150/10/jokowi-relawan-jangan-bubarkan-diri-sampaikan-keluhan-rakyat-pada-kami.

Ini kok Ferry gak sesuai sama Jokowi ya? Hmmm…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun