[caption id="attachment_330040" align="aligncenter" width="600" caption="SBY dan Jokowi (sumber foto: setgab.go.id)"][/caption]
Sepuluh tahun berlalu, Presiden SBY pun segera lengser keprabon dan melakukan suksesi dengan mulus. Ada banyak hal baik terjadi di sepuluh tahun terakhir dan itu tak lepas dari peran SBY. Memang tidak sempurna, namun alangkah naïf dan tak tahu diri lah kita (sebagai rakyat) jika tidak melepas SBY dengan ucapan terima kasih. Terima kasih SBY atas segala kerja keras yang telah dilakukan untuk bangsa dan negara.
Bagi saya dan mungkin kebanyakan orang, prestasi terbaik adalah berhasil memunculkan sosok pengganti yang merepresentasi keinginan rakyat, yaitu Joko Widodo, sang presiden terpilih. Dari iklim demokrasi yang dikembangkan oleh SBY dan pemerintahannya lah Jokowi lahir. Salah satu yang paling nampak, Jokowi didukung oleh kebebasan berekapresi di media sosial yang misalnya kita bandingkan dengan zaman dulu, tak akan bisa dilakukan di masa Orde Baru.
Jokowi lahir dari sebuah perhelatan pilpres “terbaik” yang pernah berlangsung di negeri ini. Jokowi dipilih oleh rakyat yang paham benar bahwa demokrasi haruslah didukung dengan bentuk partisipasi di pemilihan umum.
Sampai terakhir pun SBY tetap mendukung demokrasi yang merepresentasikan keinginan rakyat dengan membuat perppu guna menjadmin pilkada dilakukan secara langsung. Maka, pantaslah jika SBY disebut sebagai bapak demokrasi Indonesia, karena tak pernah terjadi dalam sejarah bangsa ini dimana demokrasi berjalan sebaik di era SBY.
#MakasihSBY
Pantaslah jika kemudian SBY mendapat apresiasi yang besar dari publik. Salah satunya ditunjukkan melalui berbagai media sosial seperti Twitter dan Facebook. Tweeps yang memberi ucapan terima kasih kepada SBY datang lewat hastag #makasihSBY. Saking banyaknya, tagar ini tembus jadi trending topic worldwide atau topik yang paling banyak diobrolkan di jagat Twitter.
“Terima kasih atas kerja kerasnya selama ini Pak SBY. Tetap dukung pembangunan Indonesia ke arah yang lebih baik, Pak. #MakasihSBY,” tulis @edogawang, sambil me-mention akun SBY. “Terima kasih atas kerja keras. Kesabaran selama 10 tahun. We love you,” ucap @aniesatur.
Di hari terakhirnya sebagai presiden, hari ini, SBY pun sempat berpamitan kepada followernya di Twitter.Setidaknya ada dua kicauan SBY di akunnya @SBYudhoyono. “Mohon maaf jika 10 tahun pimpin negeri tercinta, ada tutur kata/perilaku yang tdk berkenan di hati bapak, ibu & saudara, rakyat Indonesia. *SBY*,” kicau SBY.
Datang tampak muka, pergi tampak punggung
Ada foto yang menunjukkan SBY dan Bu Ani sedang berjalan bergandengan tangan membelakangi kamera. Foto yang hanya tampak punggung itu berada di lautan pasir Gunung Bromo, Tengger, Jawa Timur. “Pergi tampak punggung,” kicau @SBYudhoyono memberi keterangan gambar tersebut.
“Pepatah Melayu yang bermakna dalam,” puji @hazpohan. “Baru pertama dalam sejarah republik,” sambut @panca66. Datang tampak muka, pergi tampak punggung adalah sebuah pribahasa melayu yang artinya datang dan pulang harus dalam keadaan baik, artinya orang datang dan pergi hendaknya memberitahu.
“Semoga masa tua bahagia, Pak,” ujar @diansaurs!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H