Tak seperti yang banyak dikhawatirkan banyak orang belakangan ini, rangkaian perayaan Natal 2016 di berbagai daerah di Indonesia berlangsung dengan aman dan damai. Ini menjadi bukti solidnya aparat keamanan negara, baik Polri maupun TNI, dalam melakukan langkah-langkah pengamanan. Selain itu, ini juga menjadi bukti masih terpeliharanya rasa saling menghargai masyarakat Indonesia dalam bingkai kebhinekaan.
Wajar jika kemudian Presiden Jokowi memberikan apresiasi yang tinggi kepada TNI dan Polri. "Sampai saat ini sangat bagus. TNI dan Polri bekerja sama, bersama-sama mengamankan perayaan Natal 2016, ini sangat baik," kata Jokowi seperti dikutip dari Detik.com.
Toleransi masyarakat
Aman dan damainya perayaan Natal 2016 juga tak lepas dari kesadaran tinggi di kalangan masyarakat yang sangat memiliki toleransi yang tinggi antarumat beragama. Di antaranya pihak Polri sangat mengapresiasi terlaksananya Operasi Lilin Jaya 2016 yang digelar untuk mengamankan Natal dan tahun baru, yang banyak dibantu kelompok masyarakat, seperti Barisan Anshor Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama (NU) dan pengurus Masjid Istiqlal.
"Dari Masjid Istiqlal dengan memberi lokasi parkir untuk pengunjung Katedral dan Banser yang bantu mengamankan, kami berterima kasih sudah membantu" kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, seperti dikutip dari Kompas.com.
Keterlibatan masyarakat dalam pengamanan perayaan Natal 2016 juga sekaligus membantah sinyalemen rendahnya tingkat toleransi antarumat beragama di Indonesia dewasa ini. Sekaligus juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia pada dasarnya adalah masyarakat yang sangat toleran. Jika ada yang menyatakan sebaliknya, maka itu adalah bentuk provokasi yang ingin memecah belah bangsa.
Penangkapan teroris
Di antara bukti keberhasilan Polri dan TNI menjaga kondusifitas perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017 adalah penangkapan jaringan teroris, terutama yang baru-baru ini di Jatiluhur, Purwakarta. Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian mengatakan penangkapan tujuh terduga teroris di Jatiluhur bisa mengurangi ancaman teror menjelang perayaan Natal 2016 dan Tahun Baru 2017.
Meskipun begitu, Tito tetap meminta masyarakat untuk waspada terhadap jaringan teroris yang terus bergerak. Tito menjelaskan, aksi teroris ada yang melalui jaringan terorisme dan ada yang bergerak sendiri (lone wolf). "Mereka juga berusaha menghindari deteksi intelijen," tutur Tito seperti dikutp dari Tempo.co.
Dengan penangkapan tujuh terduga teroris pada 21 Desember 2016, terhitung 40 terduga teroris telah ditangkap selama 2016. (WK)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H