Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Miing Tak Lagi Lucu!

17 Juli 2014   22:44 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:02 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa beda antara Dedy Gumelar alias Miing (politisi yang mantan pelawak Bagito), dengan Burhanudin Muhtadi dan Boni Hargens? Bedanya, Miing dulunya lucu sedangkan Burhan dan Boni tak pernah tercatat pernah melucu.

Lalu apa persamaan diantara mereka? Mereka sama-sama satu kubu di Jokowi-JK dan sama-sama mengeluarkan pernyataan yang “mengancam” KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan cenderung menyesatkan rakyat. Silakan baca di sini pernyataan Miing: http://m.rmol.co/news.php?id=164313.

Miing mewanti-wanti (eufemisme dari “mengancam”) kepada KPU agar jangan berbuat curang. "Sebab berdasarkan data formulir C1 yang masuk dalam data kita sudah 93 persen dan menyatakan Jokowi-Jusuf Kalla menang," klaim Miing.

Menurut dia, jika kondisinya berubah pada pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tanggal 22 Juli nanti, patut dicurigai. "Indikasi kader di bawah tidak percaya ada. Saya ingatkan KPU jangan terlalu nekat yah, jika KPU melakukan hal yang aneh-aneh ini bukan resiko yang main-main mereka akan berhadapan dengan kami dan rakyat yang tidak akan percaya dengan keputusan itu,” tegasnya.

Gak lucu!

Burhan dan Boni sebenarnya bisa agak dimaklumi mengeluarkan pernyataan yang bernada mengancam atau mewanti-wanti atau apalah kepada KPU. Karena kedua orang itu terlalu serius, mana bisa becanda!

Nah ini Miing, saya adalah salah satu penggemar Bagito. Saya ingat dulu betapa lucunya Miing bersama Unang dan Didin. Tapi sekarang Miing tak lagi lucu, tak lagi membuat saya ketawa. Pernyataannya terlalu serius, tidak menggambarkan intruksi sang capres, Jokowi, untuk cooling down. Malah cenderungnya menyesatkan dan memprovokasi. Kasihan rakyatnya donk, Bung!

Jadi begini! Jangan dulu teriak curang, sementara keputusan pun belum dibuat (22 Juli). Jangan dulu teriak curang sebelum ada bukti. Asas prasangka tak bersalah harus dijunjung tinggi. ayo kita sama-sama menahan diri.

Nah, kalaupun ada kecurangan kan ada mekanismenya, prosedur hukumnya. Mangga silakan gunakan cara-cara hukum, sehingga kita menjadi bangsa dan negara yang beradab. Gak perlu teriak-teriak mencurigai sesuatu yang belum jelas juntrungannya.

Satu lagi, jangan “ajari” rakyat untuk “memberontak” kepada (keputusan) negara). Ini bahaya sekali, bung!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun