Entah apa yang dipikirkan Megawati Sukarnoputri dan PDIP saat memutuskan untuk mengangkat kembali Puan Maharani menjadi pengurus (Ketua DPP PDIP Bidang Politik dan Keamanan)? Keputusan itu jelas kontraproduktif buat Presiden Jokowi. Jokowi hampir pasti menjadi sasaran tembak para kritikus dan lawan politik. Soalnya, Jokowi sebelumnya (terutama masa kampanye) seringkali mengatakan bahwa menteri-menterinya harus melepaskan jabatan di partai!
Thanks you, Bu Mega!
Tak menunggu lama, desakan agar Jokowi memecat Puan dari posisinya sebagai menteri di Kabinet Kerja mulai bermunculan dari berbagai pihak. "Ini bukti bahwa Presiden Jokowi tidak bisa berbuat apa-apa. Revolusi mental ala Jokowi hanya bualan untuk menarik simpati rakyat," kata Direktur Gaspol Indonesia Virgandhi Prayudantoro seperti dilansir rmol.co.
Oleh karena itu, Virgandhi mendesak Jokowi agar tegas dan konsisten dengan janjinya dan Puan harus dicopot atau mundur dari jabatan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. "Jokowi harus buktikan bahwa revolusi mental bukan hanya bualan belaka, sekarang waktunya kerja bukan hanya pencitraan," tutupnya.
Seolah mendapat amunisi, para pengkritik dan lawan politik Jokowi semakin menemukan kelemahan Jokowi. Secara keseluruhan, pidato Mega pun malah membebani Jokowi. Saya tak heran kalau lawan politik Jokowi dan lawan politik PDIP pun tertawa terbahak menyaksikan adegan itu! Hadeuhhhh…!
Dan apa pembelaan PDIP?
"Karena nonaktif jadi tidak bertentangan (dengan kebijakan Presiden), justru karena ini disesuaikan. Tapi, saya rasa yang mau dikejar oleh Ibu Mega adalah jangan menghilangkan kaitan organis antara Puan Maharani dengan partai," kata politikus PDIP Hamid Basyaib usai diskusi 'PDIP Melihat Indonesia?' di Jakarta (Sabtu, 11/4).
Hamid menambahkan, Puan sudah lama berjuang di partai. Puan bisa mencapai posisinya saat ini bukan karena dirinya anak Megawati. "Jadi saya rasa dia (Puan) melewati tahap-tahap kaderisasi partai politik yang wajar dan lumrah," tandas Hamid seperti dikutip JPNN.
Hmmm…beginilah wajah tetap politik. Berkilah, bersilat lidah, dan penuh kepura-puraan. Nampaknya PDIP masih menunjukkan wajah lama. Ini malah akan semakin menjadi blunder bagi Jokowi lagi. Lawan politik akan terus mempertanyakan revolusi mental. Apalagi kita tahu juga bahwa Jokowi adalah petugas partai dan kata Bu Mega yang tidak mau disebut petugas partai, untuk silakan keluar dari PDIP.
Dari semua rangkaian opini saya di atas, rasanya patut dipertanyakan lagi, apakah PDIP dan Bu Mega ikhlas melepaskan Jokowi (petugas partainya) untuk menjadi presiden RI dan bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya warga PDIP? (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H