[caption id="attachment_359502" align="aligncenter" width="384" caption="Salah satu meme gerakan 20 Mei yang ramai di media sosial. (sumber foto:harianblora.com)"][/caption]
Saya merasa, pilihan untuk tidak memilih lagi Presiden Jokowi pada perhelatan Pilpres 2019 adalah pilihan yang paling baik bagi yang mereka yang tak suka dan/atau keberatan dengan kebijakan beliau. Selain itu, semisal pilihan melengserkan Jokowi secara paksa sebelum periode kepresidenannya habis, bukanlah pilihan yang bijaksana terutama bagi demokrasi dan pembangunan ekonomi.
Apa pasal? Kondisi chaos pastinya bakal terjadi. Dalam kondisi chaos tak ada jaminan untuk stabilitas, baik itu politik maupu ekonomi. Jangan-jangan malah terjadi pertumpahan darah. Nauzubillahimindalik, jangan sampai deh terjadi pertumpahan darah di Indonesia seperti yang terjadi di Suriah, Yaman, dan berbagai wilayah lain!
Gerakan 20 Mei
Saya mendasari opini saya ini pada isu atau rumor yang belakangan bertiup perihal upaya pelengseran Presiden Jokowi pada tanggal 20 Mei. Kabarnya, Gerakan 20 Mei adalah gerakan pelengseran Jokowi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa. Mereka merencanakan aksi demonstrasi besar-besaran di Jakarta dan berbagai kota besar di Indonesia.
Bahkan di tengah masyarakat juga di berbagai media sosial, kabarnya sudah terang-terangan sekali banyak yang mendukung gerakan 20 Mei. Sebagai contoh, Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha menyatakan dukungannya terhadap gerakan 20 Mei dan mengajak masyarakat umum untuk ikut mendukung pula.
“Kita perlu mendukung gerakan seperti ini, bahkan sebenarnya 20 Mei terlalu lama, kalau perlu lengserkan minggu depan. Agar Indonesia masih bisa diselamatkan dari praktik korupsi,” tandas Panji.
Hari kebangkitan nasional
Let’s be realistic! Perlukah Indonesia kembali terjun bebas ke masa-masa banyak terjadi chaos dimana-mana? Haruskah kita kembali ke masa-masa dimana terjadi kudeta lagi? Tidakkah kita merasa sayang dengan nikmatnya demokrasi yang sejauh ini kita rasakan?
Katakanlah Jokowi melakukan berbagai kesalahan, kritiklah atau kecamlah silakan. Tapi tak perlu sampai melengserkan, berbuat anarkis, mencipta chaos. Kasihan rakyat kecil yang tidak tahu apa-apa. Hidup mereka bakal jadi susah saja pastinya.
Katakanlah Jokowi tak layak lagi menjadi presiden, sudilah kiranya kita menunggu sampai 2019, dimana dilakukan lagi pilpres. Sebelum itu, mari kita terus cermati Jokowi dan kebijakannya, kritik jika memang melakukan kesalahan, terus diingatkan jangan bosan. Jika memang tak ada perbaikan, malah memburuk, sekali lagi silakan jangan pilih lagi Jokowi di 2019 nanti!
Pada akhirnya, jangan sampai kita merusak makna tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional menjadi hari kerusakan nasional. Jangan saudara-saudara, berpikirlah dulu dengan matang dan penuh pertimbangan! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H