Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Makar, Usung Habih Rizieq Jadi Presiden Saja

25 November 2016   16:04 Diperbarui: 25 November 2016   16:11 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ini soal cara. Cara yang konstitusional dalam menggantikan pemerintahan yang sah. Katakan begini, beberapa elemen masyarakat umat Islam tak suka dengan pemerintahan Jokowi. Cara yang benar adalah menunjukkan rasa tak suka terhadap Jokowi itu dengan tidak memilih Jokowi lagi di Pilpres 2019 nanti. Sekalian silakan usung tokoh yang disukai, Habib Rizieq Shihab misalkan, sebagai capres di Pilpres 2019.

Cara tersebut selain konstitusional, juga lebih elegan dan bermartabat jika dibandingkan dengan melakukan makar (kudeta) menjatuhkan Presiden Jokowi di tengah jalan. Selain demokrasi yang dipertaruhkan, makar juga mengganggu kehidupan sosial. Rakyat kecil bakal yang paling merasakan dampaknya. Susah cari sembako dan lain-lain. Repot semua!

Selain itu, pembangunan mana bisa dilakukan jika ada stabilitas politik di negara ini. Energi bangsa pun terkuras mengurusi politik. Tak ada lagi energi tersisa untuk membangun. Rugi semua jadinya. Tak ada satu pun yang diuntungkan. Itu artinya makar tak ada manfaatnya, hanya mudharat yang didapatkan.

Para capres 2019

Di sisi lain, “kegaduhan” politik akibat kasus Ahok yang berimbas pada isu pelengseran Jokowi juga memunculkan tokoh-tokoh nasional ke permukaan. Figur-figur tersebut dari berbagai golongan: politisi, agamawan, militer, polisi, dan sebagainya. Nah, walau Pilpres 2019 akan digelar tiga tahun lagi, namun sejumlah nama tokoh mulai digadang-gadang untuk maju menjadi capres.

Di antara mereka adalah Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Tito Karnavian, Menteri Keuangan Sri Mulyani, politisi Mahfud MD, Aa Gym, dan lain sebagainya.

Figur-figur tersebut di antaranya dimunculkan oleh Pendiri lembaga Kedai Kopi (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) Hendri Satrio. Hendri mendasari analisisnya pasca aksi unjuk rasa 411 yang diikuti ratusan ribu umat islam.

Saya menyebutnya sebagai nilai positif “Ahok effect.” Peristiwa tersebut telah memunculkan tokoh-tokoh baru yang diperhitungkan di pentas nasional. Mereka bahkan layak untuk dimajukan pada Pilpres 2019.

Bahkan menurut Hendri, Habib Rizieq bisa saja mencuat kalau dia tampil elegan dalam masa-masa mendatang. “Misalnya, nanti ketika demo 212 atau 2 Desember, Habib Rizieq mampu berpidato mendayu-dayu me­nyejukkan umat, maka bukan tak mungkin akan memberi pesona kepada masyarakat luas,” kata Hendri dikutip dari detik.com.

Bagi sebagian orang ini mungkin terdengar lucu. Tapi tahukah Anda, Habib Rizieq memang semakin populer sekarang. Banyak yang benci kepadanya, tapi tak terhitung juga yang menyukai konsistensinya dalam “berjuang.”

Nah, tinggal sekarang, simpanlah “modal” besar itu untuk Pilpres 2019. Jangan dihancurkan dengan melakukan hal yang bodoh seperti melakukan makar terhadap pemerintahan yang sah, pemerintahan Jokowi. Tempuhlah jalur yang lebih bermartabat secara konstitusional! (WK)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun