Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Indonesia “Tak Berdaya” Melawan Malaysia atau Singapura!

7 Februari 2015   22:37 Diperbarui: 4 April 2017   18:29 12205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1423298122599898005

[caption id="attachment_349809" align="aligncenter" width="480" caption="Dua dari enam kapal selam milik SIngapura. Militer Singapura punya 6 kapal selam, Indonesia hanya 2 (data tahun 2014). (sumber foto: indonesiamilitaryforum-community.blogspot.com)"][/caption]

Kunjungan presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Malaysia membahas berbagai macam persoalan, salah satunya soal percepatan penyelesaian soal perbatasan kedua negara. Jokowi dan PM Najib Razak bersepakat akan solusi damai soal perbatasan. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah dengan menunjuk Chief Negotiator dari kedua negara.

Juga dibahas dalam kesempatan pertemuan adalahpenyelesaian Standard of Procedures (SOP) dalam menangani nelayan-nelayan di wilayah perairan yang masih tumpang tindih status kepemilikannya (overlapping claim areas).

Permasalahan perbatasan Indonesia tak hanya timbul dengan Malaysia, tetapi juga dengan negara-negara tetangga lain seperti Singapura dan Filipina. Tak hanya opsi jalur diplomasi yang harus dilakukan Jokowi, tetapi juga tetap harus mengantisipasi potensi-potensi ancaman lainnya. Ada dua cara yang harus dilakukan, yakni penguatan secara sosial dan ekonomi wilayah-wilayah terluar Indonesia dan penguatan militer (baik alutsista maupun personel).

Bukan berarti mau perang!

Tetapi kekuatan militer bisa menegaskan bargaining position Indonesia. Jokowi harus tahu bahwa kekuatan militer Malaysia dan Singapura (misalnya), dalam beberapa segi, jauh berada di atas Indonesia. Sebagai gambaran silakan baca tulisan dalam link ini: http://indonesianreview.com/gigin-praginanto/pangkalan-militer-paling-mematikan-di-asean.

Sebagai gambaran lagi, Singapura juga unggul soal artileri dan kendaraan lapis baja. Singapura memiliki 2.192 buah kendaraan lapis baja, sedangkan Indonesia hanya 506 buah. Lalu artileri jarak jauh, Singapura memiliki 262 buah, sedangkan Indonesia hanya 62 buah. Di laut, Singapura punya 6 kapal selam (entah membawa nuklir atau tidak), sedangkan Indonesia dengan luas wilayah laut tak terbandingkan dengan Singapura hanya memiliki 2 kapal selam.

Urusan militer tak cuma soal senjata. Perekonomian pegang peranan penting. Di bidang ini Singapura jauh mengungguli Indonesia. Mereka bisa leluasa terus memodernisasi angkatan perangnya. Silakan bandingkan, anggaran pertahanan Singapura: USD 8.302.000.000 dan Indonesia: USD 5.220.000.000 (data tahun 2014).

Lalu apa yang terjadi jika pecah perang antara Indonesia dan Singapura atau Malaysia?

Tahukah Anda, kebutuhan minyak mentah dan BBM Indonesia sebesar 1,4 juta barel per hari, sebagian besar atau 920 ribu barel per hari di impor dari Singapura yang membeli dari negara-negara Timur Tengah.

Apa yang terjadi apabila Singapura dan Malaysia menyetop impor BBM ke Indonesia? Yang jelas semua kendaraan tempur seperti pesawat jet tempur, kapal dan kapal selam perang, tank dan semua peralatan tempur tidak dapat beroperasi dalam waktu yang relatif lama, 6 (enam) bulan.

Selain itu, sejak 1971 Singapura tergabung didalam FPDA (Five Power Defence Arrangement) bersama Malaysia, Selandia Baru, Australia, dan Inggris sebagai penjamin utama pertahanan. Dan jika salah satu negara berperang dengan Indonesia, maka empat negara lain akan membantu peperangan melawan Indonesia.

Inggris sebagai induk semang negara persemakmuran automatically akan dibantu sekutu utamanya yang tergabung dalam NATO, yaitu Amerika Serikat. Apalagi AS juga tergabung bersamanegara-negara dalam aliansi ANZUS. Berarti Indonesia juga akan dikeroyok oleh AS, Australia dan Selandia Baru. Angkatan Tentara Malaysia adalah negara pertama yang akan bergabung dengan Singapura karena mereka adalah dua negara persemakmuran yang tergabung dalam FPDA.

Amerika yang mempunyai armada militer di sekitar Pasifik telah menempatkan marinirnya 2000-3000 di kota Darwin Australia dan pangkalan militer di Diego Garcia, Samudera Hindia. Mereka kan bereakasi apabila terjadi peperangan antara Indonesia-Singapura.

Selain itu, apabila proposal AS disetujui Singapura, dalam waktu singkat AS juga akan membuat pangkalan militer di Singapura. Jadi silakan bayangkan sendiri saja oleh Anda!

Perang bukan pilihan!

Tentu saja! Tidak ada yang mau terjadi perang apalagi di kawasan ASEAN. Itulah mengapa dalam rangkaian kunjungan Jokowi ke Malaysia, Brunei dan Filipina beragendakan penguatan hubungan harmonis negara-negara ASEAN, terutama menjelang Konferensi Asia Afrika yang rencananya akan dilaksanakan di Indonesia tahun ini.

Namun demikian, jika kita ingat dengan konflik Ambalat, Sipadan-Ligitan, reklamasi Singapura yang mengakibatkan berubahnya garis pantai, potensi konflik pulau Nipah (berbatasan dengan Singapura), maka pilihan untuk meningkatkan kekuatan militer kita juga bukan hal yang berlebihan. Jadi, wajar saja jika teranyar Panglima TNI Jenderal Moeldoko meminta pembaruan alutsista, termasuk pembelian pesawat jet tempur Sukhoi baru.

Selain itu, seperti yang sudah dikemukakan Jokowi sendiri, bahwa ia berencana menguatkan wilayah-wilayah terluar, desa-desa di perbatasan, harus benar-benar dilakukan. Wilayah-wilayah terluar itu harus diperkuat baik penjagaannya maupun kemajuan ekonominya. Jangan sampai masyarakat Indonesia di wilayah-wilayah itu malah ingin bergabung dengan negara tetangga, kan?!

Intinya, waspadalah bangsa Indonesia, kesatuan NKRI tak boleh diganggu gugat! Bangsa ini mesti kuat menghadapi berbagai potensi ancaman yang mungkin muncul! Jangan terlalu sibuk berkelahi di dalam sesama anak bangsa!(*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun