Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Hantam Hoax, Ujung Tombaknya Media Mainstream

10 Februari 2017   11:20 Diperbarui: 10 Februari 2017   11:38 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pada peringatan Hari Pers Nasional yang jatuh 9 Februari kemarin, Presiden Jokowi bicara soal maraknya berita hoax yang beredar terutama di media sosial (medsos). Dalam konteks itu, bagi Jokowi media arus utama (mainstream) harus menjadi ujung tombak memerangi berita hoax dengan cara meluruskan pemberitaan yang 'bengkok' (hoax) tersebut.

" Setiap saat di medsos kita kebanjiran berita. Ada berita objektif, yang aktual, ada yang kritik yang baik tapi banyak juga berita bohong, hoax yang ganggu akal sehat kita," kata Jokowi. "Ada berita yang membuat kegaduhan, banyak berita yang penuh dengan caci maki, penuh dengan fitnah, memecah belah masyarakat, bahkan mengancam persatuan bangsa," tambahnya seperti dikutip dari detik.com.

Jokowi mengaku pusing

Enggan berpura-pura, Jokowi mengaku berita-berita hoax yang beredar di medsos itu cukup membuat pusing pemerintahannya. Namun demikian Jokowi mahfum bahwa medsos ini fenomena global dan artinya tak hanya Indonesia menghadapi tantangan dari medsos.

"Media sosial juga memusingkan pemerintah. Ini yang saya dengar dari perdana menteri, presiden yang saya temui semua mengeluhkan. 'Presiden Jokowi, kalau media arus utama masih bisa kita ajak komunikasi, kita ajak bicara, tapi medsos siapa yang bisa memagari'. Inilah keterbukaan yang semua negara menghadapi. Jadi bukan hanya Indonesia menghadapi fenomena ini, tapi seluruh negara mengalami," jelas Jokowi.

Itulah mengapa, di Hari Pers kemarin, Jokowi menekankan sekaligus juga menjamin bahwa media mainstream harus menjadi ujung tombak memerangi hoax. Media mainstream tidak boleh hilang dan harus tetap memberitakan berita-berita yang berimbang sesuai dengan kode etik jurnalistik.

"Medsos unggul karena kecepatan, karena menilai aktualitas, sementara media arus utama menonjol karena akurasi, karena kedalaman materi-materinya," ujar Jokowi menekankan.

Asalkan, harus ingat! Jangan sampai media mainstream lagi yang membuat dan menyebarkan berita hoax! Hati-hati, bahaya itu! (WK)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun