Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cara Santai Jokowi Hadapi Keadaan yang "Katanya" Genting

9 Februari 2017   10:42 Diperbarui: 9 Februari 2017   10:46 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hiruk pikuk pelaksanaan pilkada serentak tahun 2017, terutama di ibukota DKI Jakarta, telah memunculkan berbagai kontroversi. Sebagian pihak bahkan membuat kesan seolah-olah keadaan negara begitu gentingnya, seolah-olah dunia mau kiamat esok hari saja. Dengan tidak bermaksud meremehkan kondisi saat ini, rasanya kita perlu memposisikan diri dalam konteks pilkada.

Konteks pilkada artinya, terjadi persaingan politik dan sangat disayangkan memang ada beberapa isu yang selama ini sensitif (SARA) muncul atau bahkan dimunculkan ke permukaan. Tidak perlu terjebak pada perdebatan siapa yang memulai atau siapa yang memprovokasi keadaan, yang penting adalah pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi dan jajarannya (dari pusat sampai daerah) harus mampu mengatasi keadaan seburuk apapun.

Bersikap tenang

Satu kunci menghadapi keadaan negara yang “katanya” genting seperti saat ini adalah pemerintah harus bersikap tenang terlebih dahulu. Tidak ada masalah yang bisa diselesaikan dengan baik jika pemerintah dalam hal ini, tidak bersikap tenang. Presiden Jokowi tak perlu gupuh menghadapi berbagai masalah yang, terutama, diarahkan kepadanya.

Dan Jokowi melakukan benar-benar menunjukkan kematangan dalam menghadapi berbagai masalah yang muncul. Ambil contoh, bagaimana Jokowi menghadapi “desakan” dari Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diarahkan kepadanya belakangan ini. Jokowi menanggapinya dengan tenang dan dibumbui jokes agar urat syaraf bangsa ini tak terlalu tegang.

Menanggapi cuitan SBY di Twitter tentang 'Saya Bertanya kepada Presiden dan Kapolri', Jokowi menanggapi dengan santai, "Oh, yang saya bertanya kepada Presiden dan Kapolri itu?"

"Ya, kita ini semua soal ditanyakan kepada Presiden dan Kapolri, iya kan? Semua bertanya karena di Twitter 'Saya bertanya kepada Presiden dan Kapolri', semua jadi bertanya sekarang, banyak pertanyaan tentang segala soal. Terus, saya sendiri tanya ke siapa?" guraunya sambil tertawa.

Selepas guyon menanggapi cuitan SBY, Jokowi melanjutkannya dengan jawaban serius. "Saya kira akan lebih baik apabila semua hal yang berkaitan dengan negara itu dirembuk, dibicarakan, dalam forum tertutup, kemudian dicarikan solusi dan disampaikan kepada masyarakat. Saya kira yang bagus seperti itu," kata Jokowi saat mengunjungi Ambon, kemarin, seperti dikutip dari detik.com

Ya, janganlah terlalu serius seolah-olah mau kiamat esok saja negara ini. Pemimpin seperti Jokowi -seharusnya juga SBY- harus menunjukkan ketenangan dalam menghadapi berbagai masalah. Lha kalau pemimpinnya saja kalang kabut, kebakaran jenggot, emosional, nasib rakyatnya bagaimana, kan? Pemimpin yang bersikap tenang bisa menurunkan tensi politik dan membuat rakyat juga tenang. Demikian dalilnya! (WK)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun