Habib Rizieq Shihab (HRS) bisa dibilang sosok yang paling keras di Indonesia saat ini. Kekukuhannya “menyerang” Gubernur Ahok berkenaan dengan kasus dugaan penistaan agama tak diragukan lagi. Kekukuhannya pula yang menjadi salah satu daya tarik sehingga berbondong-bondong sebagian umat Muslim dari berbagai daerah datang ke Jakarta untuk mendukung berbagai aksi bela Islam yang dikomandoi oleh HRS.
Terlebih lagi, tatkala berbagai kasus hukum menerpanya, HRS tetap memperlihatkan kekukuhan. Seolah-olah figur ulama yang satu ini tak bisa melunak dan tak bisa dilunakkan, seperti besi. Ia juga tak ragu mengkritik dengan keras Presiden Jokowi yang ia anggap melindungi Gubernur Ahok.
Tapi tunggu…
Kalau diperhatikan, kok HRS belakangan justru menunjukkan indikasi melunak, ya!? Hal itu dapat dicermati dari berbagai pernyataannya. Yang cukup mengagetkan, HRS juga menyatakan demontrasi atau unjuk rasa menjadi hal yang mubazir jika terlalu sering dilakukan.
Indikasi tersebut dapat dilihat saat HRS menjawab pertanyaan wartawan perihal pernyataan Jokowi tentang demokrasi yang kebablasan. "Ini hari saya lagi nggak pengin bicara politik ya. Ini lagi kemanusiaan," jawab HRS yang kala itu memang sedang meninjau lokasi banjir di Pasar Minggu.
Lalu HRS menambahkan, “Kita tahu aksi bela Islam 1, 2, dan seterusnya ini semangat kebangkitan, kesadaran umat luar biasa. Kalau semangat kebangkitan ini hanya digunakan untuk demo saja, mubazir. Karena kebersamaan ini juga harus membangun ekonomi, saling gotong royong, saling bantu, seperti kondisi saat ini," ujar HRS.
Hhmmm…apakah benar itu pertanda HRS melunak? Mungkin HRS sudah sedemikian pusing dengan berbagai kasus hukum yang menimpanya, sehingga ia tunduk pada “tekanan” dan memutuskan untuk melunak?
Entahlah, yang pasti umat Muslim yang belakangan begitu gemar berdemo, coba resapi pernyataan HRS dengan baik! Lebih baik mengalihkan energi persatuan umat ke arah kebangkitan ekonomi dan berhenti berdemo (pengerahan massa) karena hal itu hanya menjadi mubazir. Itulah mungkin alasan mengapa HRS, GNPF MUI, FPI tak ikut mendukung aksi 212 jilid II kemarin. HRS hanya hadir agar peserta aksi tak jadi menginap di DPR karena berpotensi chaos dan agar mereka pulang dengan damai.
Ke depan, semoga semua elemen bangsa, tak terkecuali HRS dkk, kembali duduk bersatu di satu meja dan mendukung Presiden Jokowi yang sedang giat-giatnya membangun negeri ini. (WK)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H