Teladan Kiai As’ad adalah bahwa kita harus semakin meneguhkan komitmen untuk menjaga negara dan bangsa Indonesia sehingga menjadi aman, damai dan sejahtera. Intinya, keutuhan NKRI yang merupakan buah dari perjuangan para ulama, termasuk Kiai As'ad, harus dijaga. Kepentingan bangsa dan Negara harus berada di atas kepentingan individu dan golongan.
Satu contoh peristiwa sejarah lain yang perlu direnungkan dengan sungguh oleh umat Islam adalah ketika Muktamar NU pada 1984, Kiai As'ad merupakan ulama yang getol memperjuangkan Pancasila menjadi asas tunggal. Itulah teladan-teladan dari sosok pahlawan bernama Kiai As’ad.
Lalu bagaimana mengadaptasi teladan Kiai As’ad dalam konteks “aksi bela Islam” yang sekarang sedang ramai berhubungan dengan kasus Ahok belakangan ini?
Menurut saya, pertama, “aksi bela Islam” tidak boleh menjadi gerakan radikal yang melenceng dari tujuan awal. Tidak boleh melebar menjadi agenda makar kepada pemerintahan yang sah! Kelompok-kelompok, jika ada, yang mencoba menggiring gerakan ke arah pelengseran pemerintahan yang sah harus diwaspadai dan ditolak oleh umat Islam.
Kedua, bagi umat Muslim Indonesia, harus difahami betul bahwa fakta ulama memperjuangkan NKRI menyiratkan bahwa NKRI adalah Islam dan Islam adalah NKRI. Maka, ketika umat Islam membela Islam, maka itu harus berarti umat Islam membela Indonesia, mempertahankan NKRI, bukan sebaliknya!
Awas, waspadi dan tolak provokasi kelompok-kelompok yang anti-NKRI! (WK)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H