[caption id="attachment_355927" align="aligncenter" width="620" caption="Entah dibayar berapa, Ki-Moon keukeuh lobby JK demi Australia. (sumber foto: sumber foto: www.smh.com.au)"][/caption]
Ada hal yang menarik dari cerita kunjungan Wkil Presiden Jusuf Kalla (JK) ke Jepang, beberapa hari belakangan. Sekitar kemarin (Senin 16/3) malam, tiba-tiba saja ada iring-iringan mobil datang dikawal ketat oleh polisi Jepang, seseorang turun dari mobil dan kembali mendapat pengawalan ketat. Rupanya Sekjen PBB Ban Ki-Moon yang datang dan menemui JK di kamarnya secara mendadak.
Apa pula tujuan Sekjen Ban datang tiba-tiba seperti itu? Padahal sebelumnya sudah ada pertemuan resmi antara Ban Ki-Moon dengan JK. Kala itu Ki-Moon memuji cara Indonesia menangani bencana. Selain itu, Ki- Moon tidak berbicara lain-lain lagi soal Indonesia. Maka, patut dicurigai dari motivasi Ki-Moon tiba-tiba bertemu Wapres JK.
Keukeuh me-lobby eksekusi mati
Wajar saja jika kemudian banyak muncul spekulasi. Paling kontekstual ya soal eksekusi mati duo bandar narkoba asal Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. Seperti kita ketahui, Ki-Moon ikut-ikutan mendesak pemerintah Indonesia agar tidak mengeksekusi mati Chan dan Sukumaran. Kemungkinan Ki-Moon yang terakhir itu berusaha keukeuh me-lobby JK.
Mungkin dalam pikirannya, ya siapa tahu JK bisa mempengaruhi Jokowi untuk membatalkan hukuman mati Chan dan Sukumaran. Ki-Moon mengira JK bisa dipengaruhi olehnya. Lalu, ia juga mengira JK bakal bisa mempengaruhi Jokowi.
Saya agak sedih menyaksikan kenyataan itu. Sedih karena dipikir oleh Ki-Moon orang (pemimpin) Indonesia mudah dipengaruhi dengan iming-iming segala macam. Di satu sisi pandangan itu sangat merendahkan bangsa Indonesia. Di sisi lain kita sebagai bangsa juga harus introspeksi diri. Jangan-jangan selama ini pejabat kita memang mudah disuap, jadi itu yang ada dalam persepsi mereka.
Intinya, sah-sah saja sebenarnya Ki-Moon keukeuh melobby JK di Jepang, poin pentingnya pemerintah Indonesia harus keukeuh juga dengan menjaga kedaulatan hukum bangsa Indonesia! Jadi, tak ada pembatalan eksekusi mati Chan dan Sukumaran ataupun bandar-bandar narkoba lainnya! (*)