Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saya Bela Ahmad Dhani!

26 Juni 2014   17:18 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:48 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14037526791623955774

[caption id="attachment_312813" align="aligncenter" width="600" caption="Penampilan ala militer Dhani di kesempatan lain. (sumber foto: celeblaw.blogspot.com)"][/caption]

Kali ini saya ingin membela Ahmad Dhani! Dhani diserang berbagai pihak, termasuk teman-temannya sesama artis, gara-gara memakai seragam yang mirip dengan seragam yang dipakai oleh Heinrich Himmler, yang merupakan Komandan Satuan Elite Nazi, Schutzstaffel SS, dalam video lagu kampanye "Prabowo-Hatta: We Will Rock You".

Lalu, dihubung-hubungkanlah Dhani pendukung Prabowo Subianto, penganut fasisme Nazi. Untuk diketahui Nazi menurut sejarah membunuh 6 juta Yahudi di Jerman di masa Perang Dunia (PD) II. Simbol-simbol Nazi pun di-band sejak PD II di berbagai negara.

Pembelaan pertama sama buat Dhani adalah dengan mengatakan satu kata kepada pihak-pihak yang menyerang dia, “lebay!” Dhani kan seniman. Kita lihat track record dia memang kerap menggunakan ikon-ikon kontroversial dalam berbagai stage appearance-nya. Tujuannya tentu saja, layaknya seorang artis/entertainment, menjadi perhatian orang.

Itu adalah strategi marketing seorang artis. Dhani kerap mengindetikkan dirinya sebagai seniman musik rock yang gahar. Ia kerap mengesankan dirinya gagah, laki-laki sekali. Makanya, ia sering membuat baju panggung ala militer, termasuk kostum panggung ala Nazi yang sering ia gunakan.

Sejak awal, Dhani membuat jargon, “lelaki sejati pilih Prabowo.” Maka, ia mencoba menggambarkan dirinya sebagai laki-laki sejati yang gagah, termasuk dalam lagu dukungan untuk Jokowi. Memang untuk terlihat seperti laki-laki sejati pilihannya bukan hanya uniform Nazi, tapi itulah pilihan Dhani. Sebagai seorang artis/entertainment, coba tolong tunjukkan pada saya dimana salah Dhani?

Dhani Yahudi

Lupa ya kalau Ahmad Dhani adalah keturunan Yahudi dari ibunya, Joice Kohler? Lupa juga ya Ahmad Dhani pernah dikirim bom sama teroris gara-gara sering menggunakan simbol berbau Yahudi dalam album kasetnya?

Jadi, mana mungkin Dhani mendukung faham fasisme Nazi? Sungguh lebay para pengkritik. Sampai-sampai ada yang minta Bawaslu tarik video Dhani lah. Ada yang bilang Dhani bakal dicekal ke Amerika lah. Sesama artis benci Dhani gara-gara video itu lah. Kacau!

Padahal saya tahu kok maksudnya. Mereka menyerang Dhani untuk mengidentikkan Dhani dengan Prabowo. Lalu, rakyat diarahkan persepsinya seolah-olah Prabowo tangan besi dan militeristik, atau mungkin fasis. Soalnya, sebelumnya banyak yang melakukan black campaign menyebut Prabowo fasis, karena gestur tangannya menyapa massa mirip gaya menghormat ala Nazi. Hihihi…Ada-ada saja kalian!

Dhani sejalan dengan Jokowi

Bagi saya, Dhani adalah bumbu unik yang meramaikan Pilpres 2014. Ia dengan caranya menjadikan Pilpres sebagai ajang politik yang menggembirakan. Apa yang dilakukan Dhani sejalan dengan apa yang diingatkan capres nomor 2, Jokowi (justru lawannya Prabowo).

Kata Jokowi, semestinya pemilu adalah kegembiraan politik. Monggo silakan baca selengkapnya di: http://www.rimanews.com/read/20140625/157893/jogja-bentrok-jokowi-kembali-ingatkan-pilpres-harus-menjadi-kegembiraan-politik

Ahmad Dhani, seorang artis pendukung sejati Prabowo, justru yang paling senada dengan pemahaman Jokowi soal kegembiraan politik. Herannya, para pendukung Jokowi justru keukeuh menuduh Dhani fasis, tak pantas, penyuka kekerasan, penyuka Nazi, dan sebagainya. Benar kata Prabowo dalam debat ke-3 akhir pekan lalu. Penonton lebih galak dari kedua capres.

Saya bela Dhani! “Tenang Dhan, para pengkritik itu hanya takut dengan pamormu yang akan membuat Prabowo menang di Pilpres nanti!”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun