Setelah Koalisi Merah Putih (KMP) menguasai pimpinan DPR dan MPR, tiba-tiba muncul isu pemakzulan terhadap Jokowi, juga isu penjegalan pelantikan Jokowi-JK oleh MPR pada 20 Oktober mendatang. Padahal tidak pernah ada pernyataan dari KMP yang ingin menjegal pelantikan atau pemakzulan presiden terpilih Jokowi.
Namun entah kenapa isu itu terus bergulir. Lalu siapa dalangnya yang meniup isu tersebut? Saya hampir yakin pasti ada dalangnya. Tujuannya, apalagi kalau bukan menakut-nakuti rakyat dan membuat pembenaran.
Coba kita bandingkan dengan dulu saat hasil Pilpres 2014 belum keluar, ditiupkan isu jika Jokowi-JK kalah, berarti KPU salah dan atau curang. Lalu ada sengketa pilpres di MK, ditiupkan juga isu jika Jokowi-JK kalah di MK, berarti MK salah/curang. Kini, isunya jika Jokowi tak mampu menjalankan program-programnya, berarti KMP yang salah.
Sebenarnya saya tak pusing dengan “perkelahian” antara KMP dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Saya juga gak peduli dengan gaya berpolitik kedua kubu. Yang menjadi concern saya adalah isu-isu semacam ini menakut-nakuti rakyat, berpotensi membuat rakyat gelisah. Bukan tidak mungkin nanti rakyat saling curiga dan jika terjadi kerusuhan di akar rumput, maka itu salah kalian semua (tanpa kecuali), hai elit politik!
Ada campur tangan asing?
Apalagi jika benar apa yang dikatakan pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago dan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto. Kata mereka, isu pemakzulan dan penjegalan ini dihembuskan oleh pihak asing. "Saya percaya ada pihak asing di balik isu penjegalan pelantikan dan pemakzulan Jokowi," kata Pangki seperti dikutip dari RMOL.
Yandri Susanto juga mengatakan, pihak asing takut dengan kekuatan KMP di Parlemen. Mereka merasa terancam kepentingannya. Yandri pun meminta agar KIH tidak terpancing. "Pihak KIH jangan termakan isu itu (pemakzulan dan penjegalan)," kata Yandri.
Sebaiknya juga jangan terlalu juga didengarkan kata-kata pengamat ngawur!
Contohnya, pengamat yang mempertanyakan keinginan sejumlah pihak yang hendak menjadwalkan pelantikan Jokowi –JK di luar dari biasanya, yaitu malam hari. “Kami mencium ada gelagat ingin mereduksi kemeriahan dan partisipasi publik terhadap pelantikan Jokowi-JK dengan membuat jadwal pelantikan di malam hari,” kata Fahmi Habsyi, Direktur Eksekutif Pusaka Trisakti, dikutip dari Antara.
Habsyi mengaku dirinya mendapat informasi khusus bahwa ada upaya membuat pelantikan Jokowi-JK pada 20 Oktober 2014 di luar kelaziman. “Apa benar pemerintah menginginkan pelantikan Jokowi-JK di malam hari?” katanya.
Habsyi ini sudah ngawur, sok penting lagi. Seolah informasi yang dia dapatkan penting. Padahal itu kan omong kosong yang dia buat sendiri. Kalau pelantikan Jokowi malam hari, memangnya apa untungnya bagi kubu KMP? Alas an mengurangi kemeriahan? Haduhhhh…ngawur punya ini kawan!
Saya tak yakin dengan pihak asing yang katanya berusaha membuat kekacauan saatpelantikan Jokowi. Saya lebih yakin ada pihak-pihak yang ngawur sejenis Fahmi Habsyi ini yang omong kosong, bikin sensasi. Yang ingin saya yakini adalah pelantikan Jokowi akan lancar-lancar saja. Semua pihak tentunya ingin kebaikan bagi bangsa dan negara ini. Jangan didistorsi seolah-olah satu pihak ingin kebaikan bagi bangsa dan negara, dan pihak lain ingin merusaknya! Tidak benar itu!
Sekali lagi, jangan menakut-nakuti rakyat demi membenarkan kepentingan sendiri. JANGAN JADI PROVOKATOR!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H