Back to school....saatnya kembali ke sekolah. Terlihat semangat pada hari ini, hari pertama murid-murid kembali ke sekolah selama dua pekan libur semester satu di tahun pelajaran Hari pertama sekolah. Bagi saya, hari pertama masuk sekolah di semester dua ini dijadikan waktu yang tepat untuk merefleksikan diri dalam pembelajaran, salah satunya membuat love harapan di semester dua ini.Â
Sangat terlihat antusiasme para murid saat diberikan kesempatan untuk menuliskan harapannya di semester dua ini. Para murid dimulai dengan membuat love dari kertas origami melalui mengguntingnya kemudian mulai menuliskan harapannya di kertas love yang telah dibuatnya.
Perasaan murid-murid sangat senang ketika ditanyakan tentang harapan atau yang ingin mereka wujudkan di semester dua ini, secara langsung mereka bergantian bercerita yang menjadi harapannya. Harapan adalah sesuatu yang sangat berharga bagi guru untuk mengetahui keinginan atau harapan yang ingin diwujudkan oleh murid terkait pembelajaran sebagai acuan untuk membuat tindak lanjut hasil refleksi yang diperoleh. Sehingga guru sudah memiliki kemampuan apa yang ingin murid kuasai dan ingin dicapai. Selain itu juga untuk melihat kesiapan belajar murid sebelum memasuki awal pembelajaran di semester dua ini. Mengajak anak senang adalah suatu wujud dari merdeka belajar, sehingga persaan senang ini akan memberikan efek dahsyat saat mereka memasuki pembelajaran.Â
Sebagai seorang guru sayapun ikut merasakan energi positif dari setiap hasil yang ditulis oleh tangan mungilnya, kata-kata yang mereka tuliskan sangat beragam. Hal ini menggambarkan kemampuan berbahasanya, kemampuan ini terlihat dari bentuk tulisan yang dituliskannya, keterbacaannya, kerapihannya. Hal ini dapat dijadikan refleksi perjalanan selama satu semester ini bagaimana metamorfosis tulisan murid. Saya pun merasa semangat untuk membimbing dan memberikan yang terbaik untuk para muridku dalam hal menulis rapih dan membaca bagi kelas 1 ini.Â
Dari kegiatan ini saya memahami bahwasannya semua murid memiliki keistimewaan sejak lahir dengan kodratnya masing-masing. Setiap murid memiliki potensi dan melihat sudut lain dari murid yang dapat dijadikan aset bagi sekolah dalam meningkatkan budaya positif di sekolah. Budaya positif perlu diterapkan dan dibiasakan sehingga dapat membentuk karakter positif menuju pada karakter yang sesuai dengan profil pelajar pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H