Bila kita diminta untuk memberikan ciri-ciri dari seorang pemimpin, maka dalam daftar yang kita buat, perubahan pasti merupakan salah satu bagian dari pemimpin tersebut.
Umumnya perubahan itu muncul dari dorongan untuk membawa sebuah organisasi atau sebuah kondisi ke arah yang lebih baik. Para pemimpin ini melihat sesuatu yang lebih indah daripada kondisi yang ada dan dengan bersemangat, mereka menggerakkan diri sendiri (dan orang lain) untuk berjalan menuju visi tersebut.
Yang menarik adalah bahwa kondisi itu bukanlah kondisi yang unik. Banyak orang melihat hal yang sama, tetapi entah mengapa, situasi tersebut menimbulkan kegelisahan yang cukup besar dan cukup menganggu kepada orang-orang tertentu. Bila orang-orang ini memberanikan diri mereka untuk memikirkan dan membiarkan kegelisahan itu berdiam dalam diri mereka, maka akan tiba suatu titik dimana orang itu berkata: “Sudah cukup! Saya sudah tak tahan lagi. Saya harus melakukan sesuatu!”
Ketika orang-orang biasa ini memutuskan untuk melangkah dan menjawab kegelisahan itu, maka secara perlahan, dunia sekitar akan memberikan perhatian. Tidak semua perhatian tersebut adalah perhatian yang positif, karena tetap saja ada pihak yang menantang dan mencibir mereka. Itulah esensi dari perubahan. Akan selalu ada pihak yang lebih senang dengan status quo dan kenyamanan yang mereka nikmati. Contoh sederhananya begini: Ketika kita sedang menonton sebuah siaran yang seru, entah itu pertandingan bola, perdebatan politik, atau film yang bagus, berapa banyak dari kita yang seperti saya, berharap agar ada orang lain mau lebih dulu berdiri dan pergi membuka pintu depan ketika bel pintu itu berbunyi?
Ya, setiap orang, termasuk saya, lebih suka dengan status nyaman dan tenang. Itulah sebabnya susah untuk menemukan pemimpin yang baik. Mereka harus memiliki tekad yang besar dan harus berani membayar harga untuk keluar dari zona nyaman itu. Itulah sebabnya rasa hormat dan salut kita berikan kepada orang-orang yang berani melangkah menjawab kegelisahan hati mereka. Film Sokola Rimba, contohnya, memperlihatkan sedikit gambaran kepada kita bagaimana perjuangan yang harus dilalui oleh seorang gadis Batak yang hatinya gelisah terhadap pendidikan anak suku Kubu. Penolakan dan tantangan mewarnai setiap jalan yang harus dilalui oleh Butet Manurung demi menciptakan perubahan yang lebih baik.
Atau perjuangan seorang bapak tua yang bernama Abdul Syukur dalam menambal jalan-jalan yang berlubang di kota Surabaya. Berapa banyak orang yang mengejek dan merendahkan dia ini?
Atau baru-baru ini, kisah seorang anak SD berumur 9 tahun itu berdiri menghadang motor yang mencoba melewati jalan trotoar di kota Semarang. Alasannya melakukan itu? Karena dia pernah tertabrak motor di trotoar dan dia tidak ingin hal itu terjadi lagi kepada dia atau kepada anak yang lain.
Beberapa tahun yang lalu, bangsa Indonesia pernah berbangga ketika kegelisahan yang muncul dalam diri pak Budi Soehardi tidak diabaikan olehnya. Bersama keluarganya, Kapten Budi melepaskan kenyamanan hidup dan pergi ke Kupang untuk mengabdikan diri, untuk memberikan pengharapan dan masa depan kepada anak-anak terlantar dengan membangun panti asuhan. Di tahun 2009, dunia melihat dan menghargai perbuatan mereka ini dengan menjadikannya sebagai salah satu dari CNN Top Ten Heroes 2009.
Membuat perubahan adalah ciri utama dari seorang pemimpin. Berani menjawab kegelisahan hati untuk menciptakan kondisi yang lebih baik untuk dirinya, keluarganya, perusahaannya, atau bangsanya adalah proses yang merubah seseorang menjadi pemimpin.
Hal apakah yang hari ini membuat kita tak dapat tidur?
Perihal apakah yang menggelisahkan hati kita dan menantang kita untuk berbuat sesuatu?