Mohon tunggu...
Mansar Mansawan
Mansar Mansawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Mengais rejeki dari hasil kebun dan sedikit mencoba menjadi nelayan tradisional. Hobby gowes dan cinta lingkungan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kenapa Tabung Gas Elpiji Isi 3 Kilogram Tidak Ada di Papua?

7 Juli 2015   10:32 Diperbarui: 7 Juli 2015   10:41 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah apa salah dan dosanya warga Papua plus Papua Barat sehingga tidak bisa menikmati atau merasakan memakai gas elpiji yang dikemas ke dalam tabung kapasitas 3 kilogram seperti halnya yang dipakai memasak saudara-saudaranya yang berdomisili di luar Tanah Papua. Dulu warga Papua mengira bahwa waktu pembagian tabung elpiji plus kompor gratis itu sampai juga ke Papua, namun dugaan itu ternyata salah, sebab hingga kini warga Papua tidak pernah merasakan yang katanya harga gas murah itu meskipun sebagian kawasan Tanah Papua kenyatannya menghasilkan gas baik gas LNG di Kabupaten Teluk Bintuni maupun gas LPG di Tanjung Sele Kabupaten Sorong yang semuanya berada di Provinsi Papua Barat.

 

 

 

Jadi selama ini warga Papua yang alamnya menghasilkan gas itu hanya bisa menonton saja lewat layar kaca televisi dengan adanya tabung gas 3 kilogram yang populer dengan nama gas melon itu. Yang jadi pertanyaan, kenapa pula pemerataan tabung gas melon itu hanya terbatas di luar Papua sedangkan warga Papua yang ingin juga menggunakan gas seperti tu sampai sekarang belum kesampaian. Apa sebenarnya maksud pemerintah pilih kasih terhadap warganya seperti tu? Sepertinya pemerintah kedodoran mengawasi peredaran gas melon ini, dengan banyaknya orang mampu dan rumah makan dan restoran yang juga memekai  gas melon yang peruntukannya seharusnya hanya orang ekonomi lemah tersebut. Memang ada gas yang 12 kilogram, dan di Sorong saja harganya sudah Rp180.000,00 sampai Rp190.000,00 yang tentunya sangat memberatkan bagi orang ekonomi lemah. Harga di luar Sorong yang sama-sama di Tanah Papua bisa lebih dari itu lebih tidak terjangkau lagi. Bagi Pertamina sebagai instansi pemerintah yang dipercaya mengelola gas dan gasnya diambil dari Papua harus peduli terhadap warga Papua, jangan berlaku diskriminasi terhadap sesama warga negara, justru Tanah Papua sebagai penghasil gas sudah seharusnya gas yang dijual di Papua lebih murah daripada daerah yang tidak menghasilkan gas sama sekali. Atau harusnya wakil rakyat asal Papua atau DPD yang telah dipilih oleh rakyat jangan diam saja atas keadaan seperti ini, harus memperjuangkan atas kejanggalan yang terjadi.

 

 

Memang daerah yang menghasilkan energi tidak serta merta warganya bisa menikmati energi murah dan energi yang dihasilkan lebih banyak dinikmati oleh warga daerah lain, tetapi paling tidak ada kepedulian atas kepemilikan sumber daya alam bagi daerah tersebut sebagai hak dasar warga Tanah Papua. Boleh dibilang orang Papua sudah lama memberi makan sesama warga di luar Papua meskipun warga Papua sendiri sangat kekurangan, sejak hasil alamnya dieksploitasi secara besar-besaran dan hasilnya tidak semuanya dinikmati olah orang Papua. Itu belum sebanding dengan manfaat yang diterima oleh warga Papua misalnya berupa infrastruktur dan lainnya. Kini warga Papua masih menunggu kapan gas melon akan beredar di seluruh Papua.

Gambar : Tempo.co

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun