Mohon tunggu...
Warsito
Warsito Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger yang suka berbagi informasi

Menjadikan kompasiana sebagai sarana untuk belajar menulis. Blog : maswarsito.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Catatan Perjalanan Distribusi Hewan Qurban 1

10 Oktober 2014   05:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:39 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14128693771463716621

Selesai penyembelihan dan penyaluran hewan qurban di wilayah Grobogan, Ahad (05/10/2014), warga menawarkan pada kami untuk mandi sebelum melanjutkan perjalanan ke wilayah Blora

“Monggo pak, pisan-pisan ngrasakne banyu kuning.” Ujar salah satu warga.

Saya yang sempat belum paham dengan ‘banyu kuning’ yang di maksud, terjawab setelah melihat air di dalam bak mandi yang berwarna coklat kekuning-kuningan, airnya begitu keruh. Warna air berbeda dengan air yang biasa saya temui.

Kami pun kemudian mandi dengan ‘banyu kuning’, bagi yang belum terbiasa mungkin agak risih. Tapi bagi warga setempat, tersedianya  air yang bisa di manfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari  sudah merupakan satu hal yang patut di syukuri. Berdasarkan data dari grobogan.go.id, Kabupaten Grobogan memang merupakan daerah yang cenderung cukup sulit mendapatkan air bersih.

Selama perjalanan menuju lokasi penyembelihan qurban, kami juga menjumpai warga yang memanfaatkan air sungai untuk mencuci pakaian, padahal airnya berwarna keruh dan tak jauh dari lokasi masih ada warga lain yang memanfaatkan sungai untuk buang air besar.

Pada musim kemarau seperti sekarang, cuaca panas menyengat begitu terasa di kulit pada siang hari, sempat memaksa kami untuk berhenti sejenak dari proses penyembelihan qurban. Banyak pohon kering kerontang menyisakan daun yang berserakan dan batang pohon yang masih berdiri kokoh.

Kemarau juga menyebabkan tanah persawahan, halaman bahkan lantai rumah warga yang masih terbuat dari tanah pun terlihat retak-retak. Tanah halaman yang retak menjadikan kami harus hati-hati dalam mengambil setiap dokumentasi hewan qurban kambing, karena kami harus menjaga agar kaki kambing tidak terperosok dalam retakan tanah tersebut.

Penyaluran hewan qurban di wilayah Grobogan bukan tanpa alasan, ketika kami masuk ke dalam perkampungan masih banyak di jumpai rumah-rumah warga yang terbuat dari papan, lantai rumah masih dari tanah, jalan-jalan di perkampungan pun masih banyak yang belum di cor maupun di aspal, hanya dari bebatuan yang di tata rapi. Selain itu, belum banyak masyarakat yang mampu untuk berqurban sehingga bisa di katakan hewan qurban di wilayah tersebut masih sangat minim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun