"Pak saya mau tanya, apakah Solo Peduli menerima sedekah dalam bentuk barang.” Tanya seseorang lewat telepon, Sabtu malam (25/10)
“Iya pak, ada yang bisa di bantu?”
“Ini mas, saya mau sedekah barang tapi wujudnya dipan, apakah bisa? Tanya beliau lagi
“Kita punya pesantren yatim dan beberapa asrama untuk anak-anak SMK Gratis kita, Insya Allah bisa di manfaatkan di sana pak.”
“Begini mas, kemarin itu malam-malam ada bapak-bapak sudah sepuh keliling berjualan dipan. Istri kemudian berinisiatif untuk membelinya. Setelah di beli, kita bingung mau di gunakan untuk apa karena dipan di rumah masih ada.” Beliau melanjutkan ceritanya
Selesai bercerita, beliau kemudian mengucapkan terimakasih dan mengakhiri pembicaraan.
Beberapa hari kemudian (29/10), dengan membawa pick up beliau datang ke kantor mengantar sendiri 2 buah dipan yang dimaksud untuk di sedekahkan kepada Solo Peduli
# Bapak tadi membeli dipan bukan lantaran membaca pesan yang sering kita lihat di media sosial, tapi itulah wujud kepedulian dan empati beliau kepada sesama. Semoga Allah memberikan kemudahan rizki dan kemudahan dalam segala urusan beliau
Berikut pesan yang sering kita lihat di media sosial kita,
“Belilah meski kita tidak butuh.
Mereka bukan pengemis yang meminta-minta.
Mereka berdagang dengan usaha.
Meski usia tak lagi muda.”
Luar biasa, mereka (pedagang lanjut usia) adalah pekerja keras, ulet dan pantang menyerah. Salah satu contoh adalah pedagang yang saya temui siang hari, Kamis (30/10). Seorang nenek dengan berjalan pelan datang ke kantor dengan membawa bakul di punggungnya.
“Mas, tumbas kerupuk boten?” Beliau menawarkan dagangan kepada kami
“Boten mbah.” Seorang teman menjawab
“Lha mbak-e niko.” Tanya beliau lagi
“Mbak e nggih mboten, mbah.”
“Menawi kerupuk e boten, karake niki mawon.” Lanjut beliau lagi
Yach luar biasa, beliau pantang menyerah dalam menawarkan dagangan. Kadang kita bertanya, “apakah tidak capek berjalan dengan membawa dagangan di siang hari, keuntungan yang di dapat pun belum tentu seberapa di banding dengan resiko yang di hadapi.”
Itulah mereka, semoga ada pelajaran yang bisa kita ambil di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Catatan Selengkapnya