Mohon tunggu...
Warni Waruwu
Warni Waruwu Mohon Tunggu... Mahasiswa - i'm here!

Adm. Negara 2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN BTV 3 UNEJ 26: Hasil dan Dampak Inovasi Pengembangan Produk Jajanan Ladrang Berbasis Online

12 September 2021   23:26 Diperbarui: 13 September 2021   00:12 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jember - Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village 3 Universitas Jember, tidak terasa telah berjalan selama 30 hari. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berlangsung dari tanggal 11 Agustus hingga 9 September 2021 ini telah berjalan dengan baik meskipun harus berjalan secara daring akibat adanya pandemi Covid 19 serta kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang mengharuskan masyarakat saling menjaga jarak dan tidak membuat kerumunan. Kali ini kegiatan KKN BTV 3 yang dilaksanakan oleh penulis berlokasi di Kelurahan Kebonsari, Kec. Sumbersari, Kabupaten Jember. Dengan tema KKN yakni Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid 19, maka masyarakat yang menjadi sasaran program adalah seorang pelaku usaha yakni Ibu Yeni.

Melalui survey dan analisis pada pelaku usaha, maka didapati beberapa permasalahan yang terdapat dalam usaha yang dijalankan oleh Ibu Yeni. Selain adanya pandemi Covid-19 yang sedang mewabah saat ini hingga membuat pemasukan hasil dari penjualan cukup menurun, permasalahan lain yang menghambat dalam usaha jajanan ladrang yang dijalankan oleh ibu Yeni antara lain adalah belum bisa memaksimalkan penggunaan media sosial atau Sosial Media Marketing sebagai sarana dalam menyebarluaskan dan mengiklankan produk yang dihasilkan. 

Selain itu juga jajanan ladrang ini masih belum memiliki logo atau brand yang bisa menjadi ciri khas produk agar dapat dengan mudah dikenal oleh masyarakat serta kurangnya inovasi produk atau adanya varian rasa dalam jajanan tersebut.

Didasarkan pada permasalahan tersebut, maka dalam pelaksanaan KKN Back to Village 3 ini, penulis melakukan beberapa program atau kegiatan kepada pelaku usaha yakni ibu Yeni selama kurang lebih 30 hari. Adapun program-program tersebut adalah inovasi penambahan varian rasa jajanan ladrang yang sebelumnya hanya memiliki 1 varian rasa. Alasan dari program ini adalah agar menarik minat pembeli karena ada beberapa pilihan rasa yang ditawarkan sehingga tidak bosan pada satu varian rasa saja. dari program ini dihasilkan beberapa varian rasa ladrang yakni original (asin), balado dan keju. 

Kemudian, karena belum adanya logo maka dilakukan penambahan logo atau brand yang berisi informasi produk seperti nama produk dan alamat pelaku usaha. Lalu adanya pembuatan akun media sosial Instagram sebagai tempat pemasaran jajanan ladrang dan produk lainnya yang di jual oleh Ibu Yeni yang juga kebetulan menjual produk lain seperti kerupuk puli dan kuping gajah. 

Dari adanya akun media sosial tersebut pelaku usaha dapat menggunakannya untuk memasarkan produknya dan berkomunikasi dengan calon pembeli secara online. Selain itu dalam kegiatan KKN BTV 3 ini, penulis juga melakukan beberapa kelas sosialisasi bersama Ibu Yeni antara lain kelas Sosialisasi Sosial Media Marketing dan Pembuatan Akun Instagram. Kemudian kelas kedua adalah Kelas Content Marketing dan Brand Awareness dan kelas ketiga adalah Kelas Pentingnya Kemasan Produk dan Logo.

Kemudian dari pelaksanaan program KKN ini maka terdapat beberapa dampak yang didapatkan oleh sasaran program yakni Ibu Yeni yaitu berupa pengetahuan dan inovasi mengenai cara-cara dalam mengembangkan produk seperti contohnya penambahan rasa dalam jajanan ladrang sehingga tidak hanya memproduksi satu rasa saja tetapi beberapa rasa lainnya juga. 

Lalu dalam usaha yang dijalankan ibu Yeni akhirnya memiliki akun media sosial sehingga akun tersebut dapat digunakan untuk seterusnya sebagai tempat promosi dna komunikasi antara pembeli dengan Ibu Yeni dan juga dari adanya media tersebut Ibu Yeni dapat belajar dan mengetahui mengenai media-media sosial yang sedang trend saat ini. Kemudian dampak lainnya adalah dalam produk yang dihasilkan, pada akhirnya bisa memiliki logo atau brand dengan nama "Jajanan Lima Saudara" yang mana nama tersebut diambil dari jumlah anak yang dimiliki oleh Ibu Yeni. 

Diharapkan dari dampak-dampak ini dapat terus berkembang dan terus memberikan hasil yang dapat membantu sasaran dalam mengembangkan usaha dan bertahan dimasa pandemi Covid-19 saat ini. (Warni Waruwu/KKN26/Kebonsari/Azmi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun