Mohon tunggu...
andi warnaen
andi warnaen Mohon Tunggu... -

sebagai warga negara dan berlatar belakang ilmu komunikasi, tentunya menyampaikan pendapat, ide dan gagasan adalah suatu hak setiap warga negara, wahana ini saya jadikan media untuk menyampaikan ide dan gagasan serta pendapat saya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

melihat jadi diri KPK pada saat tidak sabar

5 Juli 2012   04:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:17 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat penomena saweran gedung KPK yang terjadi akhir-akhir ini, jadi teringat pada saat kecil, merajuk pada orang tua karena tidak diberi mainan. membuat tingkah laku supaya diperhatikan orangtua, mulai dari nangis, marah, ngambek. Semua dilakukan anak kecil supaya tercapai keinginannya. Yang terjadi adalah tindakan KPK tersebut menjadi lucu.

Yang menjadi lucu adalah, KPK sebagai lemabaga negara yang sistem pelaksanaannya diatur dengan berbagai peraturan dan perundang-udangan, malah menerapkan hal yang diluar sistem, ya seperti para pemungut sumbangan mesjid di jalan-jalan. seharusnya KPK menjadi lembaga negara yang teladan, prosedural, sesuai dengan aturan yang ada.

Menurut saya dengan tidak sabarnya KPK, masyarakat menjadi kurang simpati terhadap KPK. Akhirnya jati diri KPK menjadi kelihatan, KPK sama saja dengan institusi lain yang tidak memperhatikan prihatinnya masyarakat, masih banyak masyarakat kecil yang sulit membangun rumah, harus ngontrak pindah sana sini, malahan sampai ada yang tidur di emperan toko.

Ada pendapat yang menggelikan yaitu " masa hambalang saja di setujui ko KPK tidak", hal ni mejadi ironis ko KPK disuruh bertanding dengan proyek haram. Bukankah KPK seharusnya diarahkan sebagai lembaga yang bersahaja, mencerminkan keberpihakan kepada rakyat.

Seharusnya KPK lebih serius menangani kasus yang mega besar yang belum pernah tersentuh, padahal fakta dan data semua orang sudah mengetahuinya dan konsen terhadap pencegahan terjadinya korupsi dari mulai sistem dan pembinaan terhadap instansi-instansi. sehingga masyarakat mempunyai harapan yang besar negaranya akan bangkit dan maju, meninggalkan repuutasi sebagai negara gagal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun