Mohon tunggu...
Warlinah
Warlinah Mohon Tunggu... Lainnya - Manjadda Wajaddah

Warlinah, IRT

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rahasia Subuh

8 November 2020   10:57 Diperbarui: 8 November 2020   11:07 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terpancar kesedihan dipelupuk mata Amira, Air mata yang tidak mampu Ia bendung tumpah membasahi kain yang dikenakan.

Ia sedih melihat kondisi kelurganya, bukan karana suami yang selingkuh dan tidak memperhatikan dirinya atau anaknya yang melanggar aturan dalam rumahnya namun, Ia sedih, merasa suaminya belum menjalankan kewajiban beribadah kepada Allah dari hati yang tulus, hanya sekedarnya saja.

Azan subuh telah berkumandang, ia berusaha membangunkan suaminya untuk berangkat sholat subuh berjamaah di mesjid. Seperti hari-hari biasa, setiap subuh suaminya selalu melaksanakan kewajiban di mesjid, entah apa yang merasuki suaminya saat itu, yang enggan berjamaa di mesjid.

"Mas, sudah azan." Ucap Amira

Dengan berat hati sang suami terbangun dan melangkahkan kaki mengambil air wudhu.
Semantara Amira masih berada di pembaringan, ia tidak melaksanakan sholat subuh saat itu, Ia masih dalam kedalam keadaan belum suci.

Ia menanti langkah suaminya tuk berganti pakaian untuk berangkat ke mesjid namun, hal tersebut tak kunjung. Amira berusaha meninggalkan pebaringan menuju kamar anak-anak' yang masih terlelap.

Di bangunkannya anak-anak tuk melaksanakan sholat subuh, hingga iqomat pun dikumandangkan di mesjid, sang suami masih berada dalam kamar kecil.

Amira merasa kecewa dengan sikap suaminya yang saat itu dihampiri rasa malas untuk beribadah melaksanakan sholat subuh ke mesjid, tidak seperti hari biasanya.

Harapan Amira, walau suaminya tidak berangkat ke mesjid melaksanakan sholat subuh berjamaah namun, ia masih bisa melaksanakan sholat subuh berjamaah dirumah bersama dengan anak-anaknya.

Namun perkiraan Amira meleset, lagi-lagi suaminya melaksanakan sholat subuh tanpa mengajak anak-anaknya untuk berjamaah.
Mereka melaksanakan sholat subuh sendiri-sendiri. Membuat hati Amira meradang.

Rasa Amarah marah yang berkecamuk dalam dadanya Amira berusaha Ia tahan agar tidak pecah dalam kesunyian subuh yang barokah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun