Bumi masih terus berputar, menciptakan putaran roda - roda kehidupan. Sang Waktu terus berjalan, meninggalkan masa lalu, menuju ke masa kini dan berhenti tepat di suatu kota sebelum mencapai masa depan.
Pena Sang Waktu mengabadikan suatu peristiwa. Peristiwa yang kelak akan menjadi bagian dari sejarah. Sejarah yang kelak akan di baca oleh anak -- anak manusia di dunia.
Di antara keremangan cahaya putih kemerahan, cahaya yang kulihat tengah menutupi langit suatu kota. Kulihat Pena Sang Waktu kembali menggoreskan kata demi kata, membentuk satu catatan di suatu lembaran.
Lembaran - lembaran kehidupan itu kusebut sabagai lembaran waktu. Lembaran yang berisi kisah tentang anak --anak manusia di suatu kota. Suatu kota yang kelak di suatu masa, anak - anak manusia yang tersisa akan berkata, "Di sini, dulu ada sebuah Kota,"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H