"Aku ingin abadi bersamamu," katamu  pelan sambil menatap kedua mataku.
"Aku dan engkau akan abadi selamanya."
"Bagaimana caranya agar aku bisa abadi bersamamu,"
"Akan kuabadikan simbolku dan simbolmu dalam sebuah tulisan... Sebab menurutku, menulis adalah sebuah proses agar kita tetap "ada" dan tak dilupakan oleh siapapun. Raga ini boleh mati, tetapi tulisan-tulisan kita kelak akan hidup selamanya, dari generasi ke generasi dan itu adalah salah satu cara agar engkau dan aku akan tetap abadi di dunia.
"Apakah kau mencintaiku?"
"Jauh sebelum kita bertemu, aku telah memutuskan untuk menyerahkan separuh nafasku untukmu, menurutmu apakah kata-kata itu terlalu lebay buatmu?"
"Tidak!"
Sekian lama kita berjalan menyusuri waktu, dan aku tidak bisa mendustai diriku sendiri bahwa engkau begitu berharga buatku.Â
Jika aku dulu selalu mengatakan bahwa di setiap cerita pasti ada akhirnya, namun dalam cerita hidupku. Akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru, maka di hari jadimu, aku ingin berkata,"Denganmu, aku ingin abadi bersama sang waktu dan aku tidak ingin hidup tanpa ada engkau disisiku."
Catatan: Artikel ini sudah tayang di secangkirkopibersama.com dengan judul Denganmu Aku Ingin Abadi di Ruang Waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H