Waktu terus berjalan dan tanpa terasa sudah sekian wajtu kita jalani cerita. Dulu aku mengenalmu sebagai satu dari sekian banyak bidadari yang mampu terbang melintasi waktu. Hingga ketika kutengah duduk seorang diri, tanpa sengaja aku menemukan satu patahan sayap mungilmu.
Di masa lalu, kukembalikan satu sayapmu yang pernah tertinggal di dasar bumi. Hingga akhirnya kita bertemu di masa kini dan bertanya, "Apakah pertemuan ini nyata dan bukan hanya bagian dari cerita fiksi?"
Di jalan sunyi engkau berkata bahwa apapun yang terjadi engkau tetap akan mengikuti langkah kaki ku ini menyusuri lorong waktu, melintasi masa lalu, masa kini hingga ke masa depan nanti.
Di ujung waktu, kugenggam erat jemari tanganmu, langkahkan kaki bersama-sama menuju ke masa depan sambil tetap bergandengan tangan.
Di hadapan Yang Maha Satu kuberikan simbolku sebagai bukti bahwa engkau dan aku adalah satu dan akan selalu bersama baik dalam suka maupun duka mengarungi waktu.
"kenapa engkau begitu menyukai angka-angka itu?"
Saat itu tak banyak yang bisa aku ceritakan kepadamu, selain mengatakan, bahwa simbolku dan simbolmu itu adalah satu dari sekian banyak misteri yang ada di dunia dan belum mampu terpecahkan hingga saat ini.
"Bagaimana mungkin bisa begitu?"
"Entahlah, akupun tak tau,"
Sekian lamanya kita jalani kehidupan bersama dan engkau tidak pernah lagi menanyakan tentang angka-angka misterius itu.Â