Obrolan di Warung Kopi pagi ini masih tentang situasi dan kondisi terkini di tempat ini. Tapi yang pasti bukan tentang Covid-19. Sebab kalau membahas tentang virus ini, sepertinya kurang cocok di dalam Warung Kopi yang selalu terlihat ramai dan di padati oleh para lelaki ini.
Sambil menyeruput kopi, salah seorang temanku minum kopi pagi ini bercerita, ceritanya tentang pemilik Warung Kopi ini.
Sebut saja pemilik Warung Kopi namanya adalah Tini. Wanita tinggi semampai berparas ayu yang selalu berpenampilan menarik di mata semua lelaki normal yang ada di dalam Warung Kopi ini.
Rata-rata lelaki normal yang ada di dalam Warung Kopi ini ya seperti aku ini, yang jika sudah melangkahkan kaki keluar dari pintu rumah, maka akan selalu berkata,"Masih lajang tulen." Kepada semua orang yang suka usil dan bertanya tentang statusku saat ini😂🙏
Sambil nyeruput kopi, iseng-iseng kucoba membuat puisi. Itupun kalau memang tulisan ini bisa dianggap sebuah puisi😂
Begini puisinya. Puisi yang sebenarnya adalah catatan singkat dari obrolan di suatu Warung Kopi yang kumasuki pagi ini. Hihihi..
Katanya dia adalah seorang Wanita yang suka menggoda dan boleh digoda karena status yang baru saja disandangnya.
Padahal penampilannya biasa saja dan sama seperti wanita lainnya. Wanita berparas ayu ini kulihat tidak pernah menggoda tapi malah terlihat cuek ketika ada Lelaki iseng yang berusaha untuk menggoda keimanan-nya.
Apakah karena statusnya? Maka dia boleh dilihat dengan sebelah mata oleh orang-orang yang mengetahui statusnya.
Apakah salah jika saat ini dia terpaksa harus memilih status barunya? Status baru yang mungkin saja tidak pernah diinginkan oleh semua wanita.