****
 "Mas..," suara wanita cantik berkulit kuning langsat itu terdengar pelan di telingaku.
"Iya," jawabku pelan sambil menatap wajah natural di depanku itu.
"Aku barusan Shalat istikharah untuk meminta petunjuk. Dan setelah selesai Shalat hatiku merasa yakin bahwa memang Mas lah orangnya!" katanya lagi sambil tersenyum menatapku, tanpa berusaha untuk menjawab pertanyaanku itu barusan.
"Deg!"
Hampir saja cangkir kopi susu di dalam genggaman-ku itu terlepas jatuh mendengar kata-kata wanita cantik berkulit kuning langsat ini barusan.
Apa maksudnya bahwa aku adalah orangnya? Tapi aku coba sabar. Diam dan menunggu kata-kata berikutnya.
"Mungkin Mas sudah mendengar semua cerita tentangku dari Rei," suara wanita cantik berkulit kuning langsat itu kembali terdengar pelan di telingaku.
"Mungkin belum semuanya." Jawabku pelan, sambil tersenyum melihat ke arahnya.
"Kami pernah mengalami hal-hal gila sebelumnya. Dulu suamiku itu telah melakukan apa saja agar aku tidak pergi meninggalkan-nya, saat itu dia begitu takut kehilanganku." Katanya lagi sambil tertawa kecil ke arahku. Barisan gigi putih yang terlihat begitu bersih dan rapi itu semakin membuatnya terlihat begitu cantik di kala sedang tersenyum seperti itu.