Bagian Dua Puluh Satu
Di Bekas Negara Kesatuan Republik Indonesia
*
Mataku menyapu sekeliling bekas bangunan. Puing-puingnya berserakan di mana-mana. Sebagian besar telah rata dengan tanah.
Kutatap anak muda di depanku yang tadi menangis di bahuku, "Apa pada masa ini tidak ada lagi Perserikatan Bangsa-Bangsa?"
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB atau UN: United Nations) adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerja sama internasional. Markas PBB terletak di New York, Amerika Serikat. Kantor utama lain terletak di Jenewa, Nairobi, dan Wina.
Badan pengganti Liga Bangsa-Bangsa ini didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa. Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota. Kini, 193 anggota.
Tujuan utama PBB adalah (1) menjaga perdamaian dan keamanan dunia, (2) memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antarbangsa melalui penghormatan hak asasi manusia, (3) membina kerjasama internasional dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, (4) menjadi pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan perdamaian dunia, dan (5) menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik bersenjata.
"Menurut sejarah yang pernah kubaca, sebelum perang SARA terjadi di NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia, konflik nuklir lebih dulu terjadi pada bulan Maret tahun 2019. Korea Utara meluncurkan rudal nuklir ke Honolulu, Hawaii. Amerika Serikat merespons dengan dua rudal jelajah. China dan Rusia membantu Korea Utara melawan Amerika Serikat, Inggris, dan negara sekutu lainnya. Perang Dunia ke III itu terjadi hingga tahun 2023.
Pada tahun 2025 organisasi PBB itu bubar. Negara-negara yang berasal dari Blok Barat dan Blok Timur, yang tidak ikut musnah pada perang Dunia ke III itu, kembali berperang.
Mereka memperebutkan sumber daya alam di wilayah bekas NKRI, yang telah bubar dan menjadi negara-negara kecil pada tahun 2020. Mereka memanfaatkan perang SARA yang tak kunjung berakhir di antara penduduk bekas negara yang dulu begitu kuat bersatu dengan semboyan Bineka Tunggal Ika.