Bagian Delapan BelasÂ
Dewi Malam
 *
Langkahku terhenti di depan seorang wanita cantik yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam pekat di depanku. Kubalas tatapan wanita berwajah cantik yang tengah tersenyum sambil terus menatap kearahku itu. Hem, luar biasa sekali wanita ini? pikirku sambil terus menatap kedua bola matanya itu.
Melalui sorot matanya, kucoba terka wanita cantik yang sedang tersenyum dingin sambil terus menatap ke arahku itu. Tetapi semakin kutentang sorot matanya, semakin terombang-ambing pula rasaku di dalam lautan rasanya.
"Dasar anak nakal!" kudengar suara orang menegurku.
Kutatap bibir wanita cantik paruh baya yang mengenakan jubah panjang warna hitam pekat di depanku, sedari tadi bibirnya kulihat diam tak bergerak. Bagaimana mungkin dia bisa bicara tanpa membuka bibirnya?
Jangan-jangan?
Mengingat kemungkinan itu. Aku jadi senyum-senyum sendiri sambil kembali menatap bibir wanita cantik yang mengenakan lipstick berwarna gelap di depanku itu.
"Dasar anak nakal!!" kudengar suara itu lagi. Kali ini dengan nada sedikit jengah. Kutatap wajahnya merah merona bak udang rebus.
Astaga!