Bagian Tujuh
Ruang Waktu
Â
Sang waktu melambaikan tangannya seolah memanggilku dari ujung sana, Sang fajar melihat kearahku, lalu sambil tersenyum dia menganggukan kepalanya, seolah memintaku agar segera pergi ketempat dimana Sang Waktu berada saat ini.
Aku segera beranjak dari tempat dudukku, anak kecil yang wajahnya begitu mirip dengan wajah Sang Fajar itu kulihat mendatangiku, setelah sampai didepanku ia memintaku agar aku mengikutinya dari belakang.
Sebelum meninggalkan ruangan, sekali lagi kutatap isi ruangan tempat dimana Sang Fajar, lelaki muda dan pria tua yang tadi kulihat sedang membaca koran itu berada. Aku keluar meninggalkan anak kecil yang wajahnya begitu mirip dengan Sang Fajar itu di depan pintu dan semua keajaiban ruangan kerja milik Sang Fajar itu.
Aku terus berjalan menuju kearah dimana Sang Waktu dan teman-temanya itu berada. Setelah berjalan cukup jauh, masih sedikit penasaran, aku berpaling kebelakang, melihat kearah bangunan megah berwarna putih dimana aku tadi sempat duduk di dalamnya.
Dan lagi-lagi aku merasa aneh sendiri. Karena saat ini aku tidak mampu untuk melihat isi dalam ruangan itu, padahal tadi jelas-jelas ketika berada di dalam sana, aku melihat bahwa seluruh dinding ruangan megah berwarna putih itu begitu transparan dan tembus pandang, hingga aku mampu melihat semua kejadian yang berlangsung di luar bangunan megah itu.
**
Diantara sang waktu, kulihat ada wanita cantik paruh baya yang mengenakan jubah panjang berwarna hitam pekat yang menutup hingga kekepala-nya serta lelaki muda yang tadi kulihat datang dari masa kini sedang berbicara pada lelaki lebih muda yang berasal dari masa depan.