Bagian Enam
*
“Kenapa harus dengan pernikahan?”Tanyanya lagi sambil menatap tajam ke arah mataku. Abang pernah mendengar kisah Nabi Adam dan Siti Hawa? Tanyaku lagi sambil tersenyum menatap kedua matanya, sepertinya dia masih belum begitu mengerti dengan pertanyaan ku barusan, apa hubungan masalah yang sedang di hadapi nya kini dengan leluhur mereka dulu?
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Adam berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) adalah dipercaya oleh agama-agama Samawi sebagai manusia pertama, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Menurut Agama Samawi pula, merekalah orang tua dari semua manusia yang ada di dunia. Rincian kisah mengenai Adam dan Hawa berbeda-beda antara agama Islam, Yahudi, Kristen, mau pun agama lain yang berkembang dari ketiga agama Abrahamik ini. Hawa (Arab:حواء, Bahasa Inggris: Eve) adalah istri dari Adam dan dianggap sebagai Ummul Bashar (“Ibu Umat Manusia”). Alkitab menempatkan Manusia ini pada urutan kedua setelah Adam yang diciptakan dari tulang rusuk dan menjadikan keyakinan yang mendunia, demikian juga dalam dunia Islam pada umumnya.
Alkisah setelah merasai dan memakan buah dari pohon tersebut, tampak dan terbukalah aurat mereka berdua. Karena muncul rasa malu, dengan susah payah, masing-masing berusaha menutupi aurat yang tampak dan terbuka itu dengan dedaunan yang ada di sekitar mereka. Seketika sadarlah Nabi Adam dan Siti Hawa akan kekeliruan serta dosa mereka. Larangan yang telah Allah peringatkan justru telah mereka langgar. Pohon yang sama sekali jangan mereka dekati kini malah mereka makan buahnya, dan akibatnya tampaklah aurat mereka sendiri. Rasa penyesalan yang sedalam-dalam nya muncul, Nabi Adam dan Siti Hawa pun kemudian bertobat dan memohon ampunan Allah.
Allah memberikan ampunan-Nya serta menjatuhkan hukuman yakni memerintahkan Nabi Adam dan Siti Hawa pergi dari surga dan turun ke muka Bumi. Berbekal pengetahuan dan beberapa kalimat-kalimat dari Allah, Nabi Adam dan Siti Hawa pun turun ke muka Bumi. Saat diturunkan ke Bumi, Nabi Adam dan Siti Hawa saat itu terpisah di dua tempat yang berbeda. Adam merasakan kehilangan dan mencari-cari keberadaan Hawa, sedang Hawa sendiri pun demikian pula. Di muka Bumi yang terhampar luas itu, dengan susah payah mereka terus-menerus saling mencari.
Terhitung selama 40 hari barulah kemudian mereka berjumpa di sebuah bukit di jazirah Arab yang kemudian disebut dengan Jabal Rahmah. Macam-macam rasa muncul, bahagia, sedih, terharu, kasihan, dan rasa sayang. Adam dan Hawa akhirnya berkumpul dan menyatu kembali seperti sewaktu di dalam surga.
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia; Jabal Rahmah, sebuah tugu peringatan yang didirikan untuk mengenang tempat bertemunya nenek moyang manusia Nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi.
Karena aku tidak mau mengulangi kesalahan yang sama dengan yang pernah di lakukan oleh nenek moyang kita dahulu. Jawab ku sambil menutup cerita tentang kisah Nabi Adam dan Siti Hawa.
**