Bagian Sembilan
Pernikahan Ghaib
SEMUA proses pernikahan berlangsung begitu cepat. Saat ini aku tengah duduk di atas pelaminan, mengenakan baju pengantin, bersanding dengan seorang wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepalanya. Wajahnya begitu mirip dengan wanita berkulit sawo matang yang mengenakan kerudung bergo panjang warna merah marun, hanya saja wanita ini masih muda, usianya sekitar 27 tahun.
Wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan Mahkota kecil di kepalanya ini mengajakku turun dari kursi pelaminan. Meninggalkan kemeriahan pesta pernikanan kami, perlahan dia membawaku berjalan menuju kamar pengantin, membuka pintu kamar, lalu menarikku masuk ke dalam kamar.Â
Dan tiba--tiba saja kami sudah berada di dalam kamar tempat di mana Wanita berkulit sawo matang yang mengenakan kerudung bergo panjang warna merah marun ini tadi membakar Damar wangi.
Aroma khas wangi gaharu masih tercium santar, Wanita cantik yang mengenakan Kebaya Pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan Mahkota kecil di kepalanya yang baru saja kunikahi ini memelukku, kubalas pelukannya. Kulumat bibirnya.Â
Cukup lama kami berpelukan, sampai tiba-tiba wanita cantik yang mengenakan kebaya pengantin berwarna hijau daun serta mengenakan mahkota kecil di kepalanya ini berubah menjadi wanita berkulit sawo matang yang sudah cukup berumur yang tadi mengurutku.
Secara reflek aku melepaskan pelukanku ketubuhnya.
"Kenapa? Abang kecewa karena perempuan cantik tadi berubah jadi jelek kayak emak ini?" katanya sambil tersenyum menatap mataku, ketika tadi tiba-tiba aku melepaskan pelukanku karena kaget.Â
Tidak kujawab, tapi aku langsung menariknya kembali, kupeluk erat. Sambil berbisik di telinganya.