Mohon tunggu...
Paulus Waris Santoso
Paulus Waris Santoso Mohon Tunggu... lainnya -

aku suka pelangi. dia suka memberi rasa. rasa akan hidup yang beraneka warna. warna-warna indah kebijaksanaan. pelangi kebijaksanaan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pohon Dikenal dari Buahnya

7 Januari 2010   05:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:35 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ajaran Guru saya ini kembali terngiang tatkala ada ribut-ribut mengenai statemen pak Ruhut. Intinya sederhana saja, kualitas sebuah pohon bisa diketahui dari buahnya. Jika buahnya baik, manis, memberi kesegaran bagi yang memakannya, niscaya pohon itu adalah pohon yang baik.

Sebaliknya, jika buah yang dihasilkan, jelek, banyak ulatnya, kerdil, masam, tidak memberi kesehatan, kita tahu pohon itu bermasalah. Mungkin akarnya tidak bagus, mungkin ada ulat, mungkin kurang vitamin, dll.

Pohon yang kurang baik mesti dirawat secara intensif agar pulih dan menghasilkan buah yang baik. Kalau sudah dirawat dan tetap menghasilkan buah yang tidak baik, tebang saja dan jadikan kayu bakar.

Bagaimana dengan manusia? Mestinya sama saja. Manusia dikenal kualitas dirinya dari apa yang diungkapkan, dari perilakunya, dari sumbangsihnya bagi kehidupan. Jika apa yang keluar dari dirinya, dari pemikirannya, membuat kehidupan di sekitarnya lebih tenang, dengan kata lain, memberi nilai tambah untuk kehidupan, ia adalah manusia yang baik.

Sebaliknya, jika yang keluar dari dirinya membuat suasana keruh, membuat banyak orang sakit hati, memecahbelah, dll; dengan kata lain tidak memberi nilai tambah dalam kehidupan, ia orang yang kurang baik.

Seperti pohon yang kurang baik, manusia juag perlu dirawat. Diberi vitamin yang menyehatkan badan dan jiwanya, termasuk pikirannya. Apa yang keluar lewat mulut, meluap dari hati dan pikirannya. Kalau yang keluar jahat, jahat pulalah apa yanga da dalam ahti dan pikirannya.

Semestinya, mereka yang menjadi orang-orang terhormat, mengisi hati dan pikirannya dengan hal-hal yang baik, yang memupuk kehidupan, hingga yang keluar adalah sesuatu yang baik.

Bagaimana kalau setelah dirawat tetap mengeluarkan sesuatu yang buruk? Ya kalau pohon ditebang dan dijadikan kayu bakar, kalau manusia, yahh jangan jadi anggota dewan yang terhormatlah. Jadi rakyat biasa saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun