Mohon tunggu...
Paulus Waris Santoso
Paulus Waris Santoso Mohon Tunggu... lainnya -

aku suka pelangi. dia suka memberi rasa. rasa akan hidup yang beraneka warna. warna-warna indah kebijaksanaan. pelangi kebijaksanaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pasar Loak Melbourne

7 April 2010   04:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:56 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_112503" align="alignnone" width="500" caption="Suasana Camberwell Market: teman-teman sedang memperispakan dagangan, namun para calon pembeli yang sudah tidak sabar, membongkar isi kardus sendiri. (foto dok. pri)"][/caption]

Perayaan Paskah yang baru lalu sungguh memeras banyak tenaga. Juga waktu dan perhatian saya hampir semuanya tersedot ke sana. Hingga menulis di kompasiana sempat terlupa. Di antara berbagai kegiatan yang menguras tenaga dan pikiran itu adalah ikut berjualan di pasar loaknya Melbourne. Ternyata ada juga pasar loak di Melbourne. Tentu saja hal ini menarik perhatian saya. Sebab saya mengira tidak ada pasar loak karena tidak ada orang yang suka membeli barang bekas. Ternyata saya salah.

Ada dua tempat pasar loak. Yang saya ceritakan ini yang berada di Camberwell, biasa disebut Camberwell Sunday Market. Ada hal yang berbeda dengan pasar loak yang biasa saya jumpai di Indonesia. Di sini pihak pengelola pasar sudah membagi daerah berdasar kapling-kapling.Siapa yang ingin berjualan mesti mendaftar terlebih dahulu. Karena pasar ini hanya buka pada hari Minggu dari pagi hingga jam 11.30 siang, maka antrian untuk mendaftar bisa panjang sekali.

Saya ikut berjualan sebentar bersama anak-anak muda Indonesia yang sedang mengumpulkan dana untuk kegiatan retret. Jauh-jauh hari sebelumnya mereka mengumpulkan berbagai barang, kebanyakan pakaian, dari orang-orang yang berkenan menyumbang. Ada juga orang-orang yang hendak pulang ke Indonesia untuk seterusnya, memberikan sebagian barang mereka. Ketika sudah terkumpul, barang-barang itu disortir dan diberi harga. Ada yang $5, ada juga yang $2. Sebenarnya harga itu terlalu murah untuk sebagian barang yang sebenarnya masih bagus dan bermerk terkenal. Namun karena hasil sumbangan, berapapun harga yang diberikan sudah mendatangkan keuntungan.

Pagi-pagi benar, kami sudah berangkat ke sana dengan barang bawaan sebanyak 3 mobil penuh. Kami sudah memesan 2 kapling untuk berjualan. Setelah menurunkan barang-barang kami mengambil meja dan rak untuk menggantung baju-baju. Rupanya para pemburu barang bekas itu banyak sekali. Bahkan barang-barang yang masih berada di dalam kardus saja sudah dibongkar sendiri untuk melihat apa saja kira-kira yang pantas dibeli.

Memang kalau kita hendak berjualan di sini mesti datang pagi-pagi benar. Karena kalau terlambat sedikit saja, para pemburu barang bekas itu sudah mendapat banyak barang, dan peluang barang dagangan kita laku akan semakin tipis.

Tanpa bermaksud sara sama sekali, ada kenyataan kecil yang cukup menggelikan. Yaitu sikap pembeli yang berambut hitam dan berambut putih. Mereka yang berambut putih atau pirang hampir semua tidak menawar. Ketika melihat barang yang mereka suka, kemudian menanyakan harganya dan membelinya. Hal ini berbeda dengan pembeli yang berambut hitam, untuk mengatakan orang-orang Asia pada umumnya. Berapapun harga yang ditawarkan mesti ditawar lebih murah lagi. “Kalau bisa ditawar mengapa tidak?” itu prinsip mereka. Bahkan untuk harga yang sudah sangat murah pun ditawar.

Karena waktu berjualan dibatasi, maka teman-teman saya tidak mau repot untuk menawarkan dengan harga mahal. Bahkan tahun lalu, ketika hari sudah siang dan barang masih banyak, mereka hanya memberikan tas kresek sebagai patokan. $2 satu kresek, ambil sendiri barangnya. Benar-benar diobral. Saya hanya berpikir, kalau yang seperti ini juga ditawar, hmmm sungguh terlalu.

Bagi kawan-kawan yang ingin mencari peuntungan di situ, bisa datang ke sana dengan menggunakan kereta. Dari stasiun Flinders mengambil jurusan Glen Waverly dan berhenti di stasiun Camberwell, lokasi pasar ada di dekat stasiun.

Salam,

Melbourne, 07-04-10

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun