Mohon tunggu...
Paulus Waris Santoso
Paulus Waris Santoso Mohon Tunggu... lainnya -

aku suka pelangi. dia suka memberi rasa. rasa akan hidup yang beraneka warna. warna-warna indah kebijaksanaan. pelangi kebijaksanaan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Namanya Tony Melendez

25 Februari 2010   12:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:44 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_81586" align="alignleft" width="199" caption="Tony Melendez dalam salah satu aksinya. Sumber foto dari www.images.google.com.au"][/caption]

Kawan, apakah kalian merasa ingin menyerah dengan keadaan derita yang mendera? Atau merasa diri tidak bisa melakukan apa-apa karena kekurangan fisik? Terkadang kita mengharapkan terlahir sempurna dengan segala bakat melimpah. Kenyataan tidak selalu seperti itu. Kita mungkin tidak bisa mengubah keadaan itu, namun bisa memaksimalkannya. Jika itu yang kalian rasakan, mari kita belajar pada sosok yang mengagumkan saya ini.

Kawan, mungkin kalian sudah pernah mendengar mengenai Tony Melendez. Seorang gitaris dan penyanyi idola saya. Sewaktu masih mengajar, pemuda kelahiran Nicaragua 42 tahun yang lalu ini kerap saya jadikan motivator pembangkit semangat. Ia lahir tahun dengan tanpa kedua lengan. Tentu saja kenyataan ini menyedihkan bagi kedua orangtuanya. Namun mereka mencoba memahami rencana besar Tuhan di balik itu semua.

Ketika masih anak-anak Tony pun mengalami banyak kesulitan. Kerap ia mendapat olok-olokan karena tidak memiliki lengan padahal teman-temannya memiliki lengan. Beranjak dewasa ia makin mengerti rencana Tuhan itu. Ia tidak memprotes, namun mensyukuri dengan mengembangkan segala kemampuannya. Ia bernyanyi dan mulai memainkan guitar pada usia 16 tahun. Tentu saja ia menyetel guitarnya sesuai dengan kemampuannya.

Saat yang sangat membanggakan adalah ketika ia tampil di hadapan Paus Yohanes Paulus II tahun 1987 di Los Angles, Amerika Serikat. Pujian Paus dan pesannya sungguh menjadi pendorong semangat yang laur biasa. Jadilah penyebar harapan, menumbuhkan harapan bagi sesama. Itulah yang ia kerjakan sekarang. Ia menjadi motivator melalui lagu-lagu dan penampilannya. Ia yang tidak menyerah dengan keadaan, ia yang tidak menyalahkan Tuhan dengan keadaannya. Ia yang sungguh percaya kepada Tuhan.

Ia banyak berkeliling untuk memberi semangat pada para pemuda atau orang-orang yang yang mengalami keadaan seperti dirinya. “Jangan pernah menyerah,” pesannya dalam setiap kesempatan. “Kalian memiliki anggota badan yang lengkap, pasti bisa melakukan banyak hal. Tuhan menyayangi kita. Lihatlah saya.” Serunya kepada orang-orang yang merasa tidak punya harapan lagi.

Saya belajar banyak dari Tony. Belajar untuk tidak menyerah dan menyalahkan orang lain, apalagi Tuhan. Saya belajar bersyukur dan mengembangkan diri. Semoga kawan semua bisa memetik satu pelajaran darinya. Berikut ini saya bagikan satu klip Tony Melendez sat ia memainkan dan bernyanyi let It Be. Jika kalian suka, kalian bisa mencari yang lain lagi.

Salam,

Melbourne, 25-02-10

dari berbagai sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun